Blogger Widgets Dari : Situs Alfi
Powered By Blogger

Senin, 17 Februari 2014

Mikologi

MIKOLOGI
PERANAN JAMUR PADA PEMBUATAN BIR
 logo stikes wira medika
ANGGOTA KELOMPOK 3 ( V OFF A ) :

1.      NI LUH PUTU MEGA PRIMARANI                                                    ( 11.131.0302 )
2.      NI KOMANG NEKA                                                                        ( 11.131.0303 )
3.      KETUT NONIK WULAN DIARI                                                          ( 11.131.0304 )
4.      I DEWA MADE OKA ARIANDIKA                                                     ( 11.131.0305 )
5.      NI LUH PUTU PUSPA DEWI                                                            ( 11.131.0306 )
6.      NI LUH PUTU RISTA YOGIARTI                                                      ( 11.131.0307 )
7.      SATHYA INDRAYANA                                                                     ( 11.131.0308 )
8.      I.A. PT. SHARMA LARAS SHANTI                                                   ( 11.131.0309 )
9.      I MADE SUDHARNATHA                                                                 ( 11.131.0310 )
10. NI NYOMAN SULISTYA ASTHITI                                                       ( 11.131.0311 )
11. KADEK VITA ARISTA DEWI                                                                ( 11.131.0312 )
12. NI NYOMAN WIDIASTITI                                                                   ( 11.131.0313 )
13. I PUTU WISNU TENAYA                                                                    ( 11.131.0314 )
14. NI WAYAN YENITA SARI                                                                  ( 11.131.0315 )
15. NI PUTU YULI PURNAMA SARI                                                         ( 11. 131.0316 )


STIKES WIRA MEDIKA BALI

2013 – 2014





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
      Di masadepan, terutama karena krisis energi yang semakin sering terjadi, etanol yang diproduksi oleh fermentasi jamur ragi ini agaknya akan mendapat perhatiankhusus karena potensinya sebagai biofuel. Saccharomyces adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalamkehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yangdikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur,sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Di Indonesiasendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari.
      Nenek moyang kitadan hingga saat ini kita sendiri menggunakannya dalam pembuatan makanan danminuman, seperti tempe, tape, dan tuak. Di dunia sains, mikroorganisme ini adalah yang pertama kali diobservasi melaluimikroskop oleh Bapak Ahli MikrobiologiAntonie van Leewenhoek. Louis Pasteur,yang terkenal dalam penemuannya mengenai cara pensterilan susu, menggunakannyasebagai bahan biokimia hidup dalam proses transformasi.
      Jamur ini juga digunakan sebagai pabrik tempat pembuatan vaksin hepatitis B rekombinan yang pertama.Tak hanya itu, Saccharomyces juga merupakan pabrik enzim makanan pertama(chymosin, enzim yang digunakan dalam pembuatan keju). Dan tentu saja penemuan spektakuler dalam memecahkan seluruh sekuens genom Saccharomyces merupakan langkah pionir yang menentukan dalam menguak misteri sekuens genom manusia. Hampir semua teknologi frontier, seperti genomik, proteomik, dannanobioteknologi, menggunakan jamur ini sebagai model. Tidak diragukan lagibahwa inovasi sains dan teknologi juga akan semakin melaju di bidang bioekonomi. Saccharomyces, sebagai model sains dan mikroorganisme komersialyang populer, akan terus memegang peranan penting di masa depan.Di masa depan, Saccharomyces akan menjadi sel inang yang semakin diperhitungkandalam pembuatan low volume, high value produk bioteknologi, seperti enzim,bahan-bahan kimia, protein terapi, dan produk pharmaceutical lainnya yangberdaya komersial tinggi. Selain menghasilkan 800.000 ton protein dalamsetahun, telah dihasilkan pula 60 juta ton bir, 30 juta ton anggur, dan 600.000ton jamur ragi.
      Tak mengherankan mikroorganisme ini merupakan tulang punggung dalam produksi empat komoditas fermentasi terbesar di dunia.Oleh karena itu, biomass jamur (baik untuk industri makanan manusia dan ternak)dan produksi tradisional etanol (untuk industri bir, anggur, minuman suling,dan energi) diperkirakan akan terus menyumbangkan produksi fermentasi terbanyakdi dunia.Dalam bidang energi, jamur ragi sebagai pabrik etanol merupakan suatu strategialternatif yang telah dikembangkan di beberapa negara, seperti Brasil, AfrikaSelatan, dan Amerika Serikat.
      Saat ini biomass tanaman adalah sumber biofuelyang paling banyak dikembangkan karena harganya yang murah dan persediaannyayang mudah didapat. Sayangnya, salah satu penghambat justru adalah langkanyalow-cost technology dalam pengolahan tanaman menjadi etanol. Tentu saja tidaksembarang jamur ragi dipakai, melainkan beberapa strain Saccharomyces  yang telah direkayasa daur metabolismenya secara genetika sehingga dapat menghasilkanetanol secara efektif dan efisien.
      Biofuel dalam bentuk etanol merupakan salahsatu harapan masa depan dari superjamur ini. Alasan utama dari penggunaanetanol adalah sumber energi yang sustainable dan ramah lingkungan serta sangatmenguntungkan secara ekonomi makro terhadap komunitas pedesaan (petani). Seiring dengan itu, krisis energi dalam bentuk minyak bumi diperkirakan akan terjadi sehubungan dengan prediksi bahwa produksi minyak dunia akan memuncak dalam waktu 25 tahun mendatang dan selanjutnya menurun secara drastis.
      Bagi negara-negara yang relatif miskin sumber daya minyak dan pengekspor minyak dunia, hal ini sangat mengancam kesejahteraan mereka, bahkan dapat mengancam pertahanan dan keamanan mereka. Oleh karena itu, mereka berpacu dengan waktu untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi baru yang dapat memuluskan transisienergi oil menuju energi biofuel yang dapat diperbarui. Tentu saja, bagi Negara berkembang seperti Indonesia, pekerjaan rumah yang utama adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati jamur di Indonesia sehingga dapat mengembangkanilmu sekaligus memajukan ekonomi berbasiskan ilmu pengetahuan ini.Beberapa peneliti Indonesia dengan kredibilitas tinggi di beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian telah menemukan ratusan jenis jamur, bahkan lebih. Langkah selanjutnya adalah bagaimana kekayaan ini dimanfaatkan seoptimalmungkin, baik di bidang sains dasar maupun di bidang bioekonomi.

1.2  RUMUSAN MASALAH
            Apa peranan jamur pada proses pembuatan bir ?

1.3  TUJUAN
Untuk mengetahui peranan jamur pada proses pembuatan bir.

  
BAB II
PEMBAHASAN

     2.1  DEFINISI dan SEJARAH BIR
           Bir  adalah segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Bir merupakan minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan kemungkinan yang tertua. Selain itu, bir juga adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.
            Bir merupakan salah satu minuman tertua yang dibuat manusia, yaitu sejak sekitar tahun 5000 SM yang tercatat di sejarah tertulis Mesir Kuno dan Mesopotamia. Karakter bir telah berubah secara drastis sepanjang ribuan tahun. Industri pembuatan bir merupakan industri global yang sangat besar dan sekarang ini kebanyakan dikuasai oleh konglomerat yang dibentuk dari gabungan pengusaha-pengusaha yang lebih kecil. Walaupun secara umum bir merupakan minuman beralkohol, ada beberapa variasi dari dunia Barat yang dalam pengolahannya membuang hampir seluruh kadar alkoholnya, menjadikan apa yang disebut dengan bir tanpa alkohol.
            Di seluruh dunia, ada lebih dari 20.000 merek bir yang diolah dalam 180 cita rasa, mulai dari bir keras (ales), lagers, pilsner dan bir hitam sampai bir pahit, cream ales dan iced beers. Bir telah menjadi minuman terkenal sejak lama. Prasasti tanah liat di Babilon menjelaskan dengan rinci resep pembuatan bir di tahun 4.300 sebelum masehi. Bir juga telah dibuat oleh bangsa Cina kuno, Asiria dan Inka. Sebuah tulisan di Mesir pada tahun 1600 sebelum masehi menuliskan 100 resep pengobatan dengan menggunakan bir. Beberapa tahun yang lalu, New Castle Brewery di Inggris mengolah 1.000 botol Tutankhamun Ale berdasarkan sebuah resep kuno yang telah berumur 3.200 tahun yang ditemukan di kuil matahari Ratu Nefertiti.

    2.2  PROSES PEMBUATAN BIR
            Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan lainnya, maka karakteristik bir (seperti rasa dan warna) juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir biasanya berkisar antara 4 dan 6% abv (alcohol by volume; alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang dari 1% abv maupun yang mencapai 20% abv.
            Pembuatan bir secara komersil dimulai di tahun 1200 masehi di suatu tempat yang dikenal sebagai Jerman saat ini. Di tahun 1506, Undang-undang Jerman tentang kemurnian dikeluarkan, mensyaratkan bahwa kandungan bir adalah hanya air, barley (sejenis tumbuhan semacam gandum), gandum dan buah hop. Pembotolan bir dimulai di tahun 1605.
            Bir dibuat dalam suatu proses yang mengubah air dan bebijian dengan memakai ragi sebagai katalis. Mutu dari air yang digunakan sangatlah penting. Air yang pekat akan menghasilkan bir dengan rasa yang lebih tajam, air yang tidak begitu pekat akan menghasilkan bir dengan rasa lebih ringan. Barley atau buah hop, atau kombinasi keduanya digunakan untuk bahan bebijian. Bebijian kering yang siap untuk proses fermentasi disebut sebagai malting. Bebijian itu kemudian direndam didalam air hingga muncul kecambahnya.
            Pembuatan bir dimulai dari pengecambahan bebijian dan merendam hasil malt dalam air panas untuk mendapatkan saripatinya. Saripati itu kemudian dididihkan dan ditambahkan buah hop. Baru setelah itu ditambahkan ragi untuk fermentasinya Setelah fermentasi, campuran itu dimasukan kedalam gentong hingga mencapai kondisi matang. Ragi dan buah hop dapat ditambahkan kembali pada proses fermentasi yang kedua.
o   Barley
http://www.beritaunik.net/wp-content/uploads/2011/10/barley_big.jpg
            Barley telah dipilih sebagai bahan utama pembuatan bir semenjak ribuan tahun yang lalu. Semakin lama barley hasil proses malting itu dipanggang, maka akan semakin pekat bir yang dihasilkan. Barley, atau bir gandum memiliki rasa yang manis.
o   Buah Hop
http://www.beritaunik.net/wp-content/uploads/2011/10/hop.jpg
            Buah hop adalah sejenis tumbuhan merambat seperti pohon anggur, dan bentuknya mirip persilangan buah pinus dan buah artichokes. Rasa pahit dan kesat pada buah hop akan menyeimbangkan dengan rasa manis malt.
o   Ragi
http://www.beritaunik.net/wp-content/uploads/2011/10/ragi-malt.jpg
            Gula yang terkandung bebijian hasil malt diubah menjadi alkohol dengan proses peragian. Peragian yang berbeda akan menghasilkan aroma yang berbeda. Untuk jenis ales, proses peragian dilakukan dibagian atas, sedangkan proses peragian di bagian bawah akan menghasilkan jenis lagers.



     2.3  JAMUR YANG BERPERAN PADA PROSES PEMBUATAN BIR
            Saccharomyces pastorianus dan Saccharomyces cerevisiae adalah ragi fermentasi bawah yang digunakan oleh industri untuk memproduksi bir. Ragi ini sama dengan ragi spesies Saccharomyces carlsbergensis yang awalnya digambarkan oleh Emil Kristen Hansen pada tahun 1883, yang bekerja di industri pembuatan bir Carlsberg di Denmark.
            Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces pastorianus berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yangdikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur,sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Di Indonesiasendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari.
            Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak jenis ragi. Saccharomyces berasal dari bahasa Latin yang berarti gula jamur. Banyak anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam produksi makanan. Salah satu contoh adalah Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces pastorianus yang digunakan dalam pembuatan anggur, roti, dan bir. Anggota lain dari genus ini termasuk Saccharomyces bayanus, digunakan dalam pembuatan anggur, dan Saccharomyces boulardii, digunakan dalam obat-obatan. Koloni dari Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam 3 hari. Mereka rata, mulus, basah, glistening atau kuyu,dan cream . Ketidakmampuan untuk memanfaatkan nitrat dan kemampuan untuk berbagai memfermentasi karbohidrat adalah karakteristik khas dari Saccharomyces.
o   Klasifikasi
            Kingdom         : Fungi
            Filum               : Ascomycota
            Subphylum      : Saccharomycotina
            Class                : Saccharomycetes
            Ordo                : Saccharomycetales
            Family             : Saccharomycetaceae
            Genus              : Saccharomyces
            Spesies            : S.pastorianus
                                      S. cerevisia

o   Morfologi

                              https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbxykZxd8bqNztCJ-qBymkh_myQlzc5HgzLU56M61Ua0VNX4qBRJOCiXHh4EspcHROEBnZig1dtsF6dOLXPTrfEcfMgICUl7YPkeSKu4edceK7nFpW758eB1DtmyxsGF7RI5_9mA1vO5M/s320/59224-004-82D89DD5.jpg          
            Saccharaomyces  adalah nama genus yang termasuk dalam jamur berbentuk oval. Saccharomyces mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari :
                                                          a.         Kapsul
                                                         b.         Dinding sel
                                                          c.         Membrane sitoplasma
                                                         d.         Nucleus
                                                          e.         Vakuola
                                                          f.          Mitokondria
                                                         g.         Sitoplasma
                        Jamur Saccharomyces, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama jamur ragi, telah memiliki sejarah yang luar biasa di industri fermentasi. Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol inilah, S. cerevisiae dan S.pastorianus disebut sebagai mikroorganisme aman (Generally Regarded as Safe) yang paling komersial saat ini.
                        Dengan menghasilkan berbagai minuman beralkohol, mikroorganisme tertua yang dikembangbiakkan oleh manusia ini memungkinkan terjadinya proses bioteknologi yang pertama di dunia.


BAB III
PENUTUPAN


3.1 KESIMPULAN
                        Jamur yang berperan dalam proses pembuatan bir adalah Saccharomyces pastorianus dan Saccharomyces cerevisiae yang merupakan ragi fermentasi bawah yang digunakan oleh industri untuk memproduksi bir. Bir  adalah segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa melalui proses penyulingan setelah fermentasi.

3.2 SARAN
                        Jamur memilki peranan yang sanagt penting bagi kehidupan manusia. Setiap jenis jamur memiliki peranannya masing-masing, maka kita sebagai generasi muda wajib menjaga dan melestarikan jamur untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin.
           




PRAKTIKUM MIKOLOGI
JAMUR SISTEMIK


logo stikes wira medika
MAKALAH

ANGGOTA KELOMPOK :

1.     IDA AYU PUTU SHARMA LARAS SHANTI   ( 11.131.0309 )
2.     NI NYOMAN SULISTYA ASTHITI                  ( 11.131.0311 )
3.     KADEK VITA ARISTA DEWI                          ( 11.131.0312 )
4.     NI PUTU YULI PURNAMA SARI                     ( 11.131.0316 )




STIKes WIRA MEDIKA PPNI BALI
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
Tahun Akademik 2013-2014





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
    
     Mikosis atau infeksi akibat jamur terbagi atas mikosdis superfisialis dan profunda. Mikosis profunda biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit yang kronik dan residif yang bisa melibatkan traktus intestinal, respiratori, genital, kardiovaskular sampai ke tulang dan kulit. Terbagi atas 2 kelompok, yaitu mikosis subkutan yang berasal dari cedera penetrasi dari luar langsung masuk ke dalam jaringan. Dalam mikosis subkutan termasuk Sporotrichosis, Mycetoma dan Chromoblastomikosis. Sedangkan mikosis sistemik adalah infeksi jamur yang masuk ke tubuh lewat organ lain seperti paru, saluran cerna atau sinus paranasalis. Dalam mikosis subkutan termasuk Sporotrichosis, Mycetoma dan Chromoblastomikosis.
     Sedangkan yang termasuk Mikosis sistemik adalah Zigomikosis dan Aktinomikosis.  Diagnosis mikosis profunda ditegakkan lewat anamnesa, pemeriksaan klinis, histopatologi serta pembiakan. Pemeriksaan histopatologis paling penting untuk menegakkan diagnosa mikosis profunda, kecuali untuk Sporotrikchosis. Pemeriksaan ini harus diawali denghan pewarnaan H & E, selanjutnya dapat diikuti dengan pewarnaan GMS atau PAS terutama bila secara klinis  adanya kecurigaan yang tinggi. Dibahas pula urutan pemeriksaan dari ke 5 penyakit di atas untuk menegakkan diagosa infeksi jamur profunda.   
Jamur yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara lain adalah dermatofita (dermatophyte, bahasa yunani, yang berarti tumbuhan kulit) dan jamur serupa ragi candida albican, yang menyebabkan terjadinya infeksi jamur superficial pada kulit, rambut, kuku, dan selaput lendir. Jamur lainnya dapat menembus jaringan hidup dan menyebabkan infeksi dibagian dalam. Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis).1
Mikosis Profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengangejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.Mikosis profunda biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan residif.Manifestasi klinis morfologik dapat berupa tumor, infiltrasi, peradangan vegetative, fistel, ulkus,sinus, tersendiri maupun bersamaan.Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan langsung KOH, biakan jamur, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan imunologik, termasuk tes kulit, maupun serologik,dan pemeriksaan imunologik lainnya.
Indensi mikosis profunda sangat jarang sehingga jarang dibicarakan oleh masarakat luas namun kita tidak boleh mengabaikannya karena jamur ini langsung masuk /menyerng alat – alat dalam(misal: paru) melalui luka  atau menyebar dari permukaan kulit atau lt dalam yang lainnya Ditinjau dari jenis infeksinya Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran umum jamur infeksi saraf pusat

1.3  TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran umum jamur infeksi saraf pusat





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 PENGERTIAN  JAMUR
Kata Jamur sudah tidak asing lagi terdengar oleh telinga kita, Kata jamur memiliki arti yang agak berkaitan antara satu sama lain. Di bawah ini merupakan beberapa arti kata dari Jamur dalam Bahasa Indonesia :
1.      Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2.      Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3.      Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari ungkapan “Rotinya sudah berjamur” yang maksudnya adalah ‘rotinya telah ditumbuhi kapang’.

2.2 CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
a)      Struktur Tubuh
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
b)     Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Cara untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Parasit obligat  merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit  merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya. 

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
c)      Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa. Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertamaadalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.


2.3 GAMBARAN UMUM INFEKSI JAMUR PADA SUSUNAN SARAF PUSAT
Jamur yang menginfeksi manusia terdieri dari 2 kelompok yaitu, jamur patogenik dan opportunistik. Jamur patogenik adalah beberapa jenis spesies yang dapat menginfeksi manusia normal setelah inhalasi atau inflantasi spora. Secara alamiah, manusia dengan penyakit kronis atau keadaan gangguan imunitas lainnya lebih rentan terserang infeksi jamur dibandingkan manusia normal. Selama infeksi, jamur dapat beradaptasi terhadap temperatur yang tinggi dan kemampuan/potensi reduksi-oksidasi jaringan yang rendah. Jamur juga dapat mengatasi sistim pertahanan tubuh dgnbertambahnya kecepatan bertumbuh dan menajdi relative insentivity terhadap mekanisme sistim kekebalan tubuh seperti fagositosis. Jamur patogenik meyebabkan histiplasmosis, blastomycosis, coccidiodomycosis dan paracoccidiodomycosis. Kelompok kedua adalah kelompok jamur apportunistik. Kelompok ini tidak menginfeksi orang normal. Penyakit yang termasuk disini adalah aspergilosis, candidiasis, cryptococcosis, mucormycosis (phycomycosis) dan nocardiosis.
Perubahan minor dari sistin kekebalan tubuh dapat menyebabkan manifestasi klinis jamur ini (misalnya, candida dapat berkembang pada membrane mukosa). Jika terjadi perubahan yang besar, maka dpat terjadi pada susunan saraf pusat seperti pada pasien yang menggunakan antimikroba jangka panjang, penggunaan terapi immunosupresif,adanya penyakit-penyakit sistemik seperti penyakit hodkin, leukemia, diabetes mellitus, aids atau penyakit lainnya yang dapat menggangu sisten kekebalan tubuh manusia. Disamping itu penggunaan infusan jangka panjang (deep venous line) dapat merupakan faktor tambahan penyebab infeksi jamur ini. Kecuali dibeberapa daerah di Asia, manifestasi infeksi jamur pada susunan saraf pusat jarang, demikian pula dengan nocardiosis.
Manifestasi klinis infeksi candida pada meningen jarang, tetapi pada pemeriksaan postmortem dapat ditemukan dapat ditemukan. Pada otopsi candidasis terjadi pada pasien dengan gangguan imunitas dengan bentuk mikroabses dan granuloma nonkaseosa, tanpa terjadinya leptomeningitis yang difus. Sebaliknya kebanyakan mikosis dengan manifestasi penyakit neurologis merupakan akibat sekunder dari infeksi sistemik. Untuk keadaan ini infeksi terbanyak adalah meningitis criptococcal. Pada mucormycosis, infeksi primer bisanya berasal dari sinus paranasalis dan mata, meyebar ke otak atau nervus kranialis pada pasien dengan gangguan imunitas. Menifestasi infeksi susunan saraf pusat berupa: meningitis jamur dengan periode berapa hari sampai minggu seperti meningitis tuborkulosa demikian pula dengan gejala klinisnya. Disamping itu dapat terjadi gangguan dari beberapa saraf kranial, arteritis dengan trombosis dan Infark serebri, multiple abses dikortikal dan subkortikal dan hidrosepalus komunikans dan komunikans. Bisanya pasien tidak demam. Diagnosis infeksi jamur pada susunan saraf pusat seringkali sukar dan sangat tergantung dari kesiagaan klinisi. Selain gejala klinis, sangat penting dilakukan pemeriksaan radiologis paru-paru dan organ lainnya, skin test,antibody serum dan pemeriksaan cairan serebrospinal. Isolasi kuman dari lesi dan cairan serebrospinal merupakan pembantu diagnostik yang penting. Pada meningitis, perlu dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI.
Perubahan cairan serebrospinal pada meningitis jamur seperti pada meningitis tuborkulosa. Tekanan meningikat bervariasi, pleiositosis moderat, biasanya kurang adri 1000 sel/mm3, dengan predominan limfosit. Kecuali pada kasus yang akut, sel dapat meningkat lebih dari 1000/mm3 dengan predominan polimorfonuklear. Glukosa bisanya agak menurun (subnormal) dan protein meningkat kadang-kadang sampai pada kadar yang sangat tinggi. Diagnosis spesifik dapat dibuat dari hapusan cairan serebrospinal dan dari kultur dan juga dengan menemukan antigen spesifik dengan immunodifusion latex particle aggregation atau perbandingan antigen recognition test. Pemeriksaan cairan serebrospinal harus termasuk pemeriksaan tubercle basilli danleukosit abnormal oleh karena banyak terjadi infeksi bersama jamur dengan tuberkulosa dan leukemia atau limfoma.

2.4 BEBERAPA JENIS JAMUR PENYEBAB INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT
2.4.1 Cryptococcus neofarmans
Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada dimana-mana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit jamur sistemik yang disebut cryptococcosis, dahulu dikenal dengan nama Torula histolitica. Jamur ini paling dikenal sebagai penyebab utama meningitis jamur dan merupakan penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas pasien dengan gangguan imunitas. Cryptococcus neofarmans dapat ditemukan pada kotoran burung (terutama merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized human).Gejalanya seperti meningitis klasik yang melibatkan meningitis secara difus.Dengan adanya AIDS, insiden cryptococcal meningitis meningkat drastis. Di Amerika, meningitis ini termasuk lima besar penyebab infeksi oportunistik pada pasien AIDS.

a.      Mikologi
Cryptococcus neofarmans merupakan yeast like fungus. Pada jaringan yang terinfeksi organisme ini membentuk kapsul polisakarida yang merupakan antigenpenting yang dapat mempengaruhi tubuh host. Kapsul ini terdiri dari empat serotipe antigen yang telah dapat diisolasi yairu A,B,C dan D. Berdasarkan antigen kapsul ini Cryptococcus neofarmans dibagi menjadi dua subgroup, V.neofarmans var neofarmans (serotipe A dan D) dan C.neofarmans var gatti (serotipe B dan C). Serotipe A merupakan serotipe yang paling sering diisolasi dan yang terutama di Amerika. Serotipe D biasanya ditemukan di Eropa, B dan C ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Pada pasien AIDS serotipe yang paling sering ditemukan aialah serotipe B dan C. Serotipe B dan C dapat pula menginfeksi manusia (nonimmunosupressant host) dan lebih banyak menginvasi parenkim otak menyebabkan lesi massa yang disebut toruloma.
Isolasi jamur dapat dilakukan dengan membuat sediaan cairan serebrospinal yang dicampur dengan tinta India kemudian diperiksa pada mikroskop. Ukuran diameter yeast 4-6 μm dengan kapsul berukuran 1-30 m. Jika pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati maka dapat positif pada lebih kurang setengah kasus meningitis cryptococcal, dan lebih tinggi pada penderita AIDS. Perhitungan kwantitatif pasien meningitis daro 103- 107 count forming unit (CFU) perdarahan milimeter cairan serebrospinal.          
b. Patogenesis dan Patofisiologi
Infeksi pertama terbanyak terjadi akibat inhalasi yeast dari lingkungan sekitar. Pada saat dalam tubuh host Cryptococcus membentuk kapsul polisakarida yang besar yang resisten terhadap fagositosis. Produksi kapsul distimulasi oleh konsentrasi fisiologis karbondioksida dalamparu. Keadaan ini meyebabkan jamur ini beradaptasi sangat baik dalam host mamalia. Reaksi inflamasi ini menghasilkan reaksi kompleks primer paru kelenjar limfe (primary lung lymp node complex) yang biasanya membatasi penyebaran organisme.Kebanyakan infeksi paru ini tanpa gejala, tetapi secara klinis dapat terjadi seperti gejala pneumonia pada infeksi pertama dengan gejala yang bervariasi beratnya.
Keadaan ini biasanya membaik perlahan dalam beberapa minggu atau bulan dengan atau tanpa pengobatan. Pada pasien lainnya dapat terbentuk lesi pulmonar fokal atau nodular. Cryptococcus dapat dorman dalam paru atau limfenodus sampai pertahanan host melemah. Cryptococcus neofarmans dapat menyebar dari paru dan limfenodus torakal ke aliran darah terutama pada host yang sistem kekebalannya terganggu. Keadaan ini dapat terjadi selama infeksi primer atau selama masa reaktivasi bertahun-tahun kemudian. Jika terjadi infeksi jauh, maka tempat yang paling sering terkena adalah susunan saraf pusat. Keadaan dimana predileksi infeksi ini terutama pada ruang subarakhnoid, belum dapat diterangkan.
Ada beberapa faktor yang berperanan dalam patogenesis infeksi Cryptococcus neofarmans pada susunan saraf pusat. Jamur ini mempunyai beberapa fenotif karakteristik yang diaktakan berhubungan dengan invasi pada susunan saraf pusat seperti, produksi phenoloxidase, adanya kapsul polisakarida,dan kemampuan untuk berkembang dengan cepat pada suhu tubuh host.Informasi terakhir mengatakan bahwa melanin bertindak sebagai antioksidan yang melindungi organisme ini dari mekanisme pertahanan tubuh host. Faktor karakteristik lainnya yaitu kemampuan kapsul untuk melindungi jamur dari pertahanan tubuh terutama fagositosis dankemampuan jamur untuk hidup dan berkembang pada suhu tubuh manusia.
c. Patologi
Ada tiga pola dasar infeksi jamur pada susunan saraf pusat yaitu, meningitis kronis,vaskulitis daninvasi parenkimal.pada infeksi Cryptococcal jaringan otak menunjukkan adanya meningitis kronis pada leptomeningen bsal yang dapat menebal dan mengeras oleh reaksi jaringan penyokong dandpt mengobstruksi aliran likuor dari foramen Luschka dan Magendi sehingga terjadi hidrosefalus. Pada jaringan otak terdapat substansi gelatinosa pada ruang subarakhnoid dan kista kecil didalam parenkim y terletak terutama pada ganglia basilis pada distribusi arteri lentikulostriata. Lesi parenkimal terdiri dari agregasi atau gliosis. Infiltrat meningen terdiri dari sel-sel ingflamasi dan fibroblast yang bercampur dengan Cryptococcus. Bentuk granuloma tidak sering ditemukan pada beberapa kasus terlihat reaksi inflamasi kronis danreaksi granulomatosa sama dengan yang terlihat pada M.tuberculosa dengan segala bentuk komplikasinya.
Menurut Prockop,perubahan susunan saraf pusat termasuk infiltrasi meningen oleh sel mononuklear dan organisma. Organisma ini dapat tersebar pada parenkim otak dengan reaksi inflamasi yang minimal atau tanpa reaksi inflamasi. Kadang-kadang terdapat abses pada jaringan otak dan granuloma pada meningen otak dan medula spinalis. Gejala klinis infeksi jamur pada susunan saraf pusat tidak spesifik seperti akibat infeksi bakteri. Pasien paling sering mengalami gejala sindroma meningitis atau sebagai meningitis yang tidak ada perbaikan atau semakin progresif selama observasi (paling kurang empat minggu). Manifestasi klinis lainnya berupa kombinasi beberapa gejala seperti demam, nyeri kepala, letargi, confise, mual, muntah, kaku kuduk atau defisit neurologik. Sering kali hanya satu atau dua gejala utama yang dapat ditemukan pada gejala awal. Misalnya pasien datang ke klinis hanya dengan keluhan demensia subakut tanpa gejala lainnya. Waktu terjadinya penyakit sangat vital dan penting dalam mempertimbangkan diagnosis meningitis jamur. Beberapa kasus sebagai meningitis akut,kebanyakan subakut dan beberapa kronis.
Gambaran klinis selain meningitis yang sering ditemukan yaitu gambaran ensefalitis. Sering kali pasien didagnosa sebagai meningitis TBC sampai akhirnya ditemukan diagnosa yang benar dengan ditemukannya jamur dalamcr serebrospinal. Diagnosa meningitis jamur dapat ditegakkan dengan kultur dalam medium sabouraud. Granuloma besar pada serebrum, serebrum atau batang otak memberikan gejala seperti space occupaying lesion lainnya. Diagnosa granuloma dapat ditegakkan dari pemeriksaan CT scan dan MRI.
d. Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan tambahan seperti, laboratorium cairan serebrospinal. Gambaran cairan serebrospinal infeksi Cryptococcus sama dengan meningitis tuberkulosa. Tekanan biasanya meningkat terdapat peningkatan jumlah sel dari 10-500 sel/mm3. protein meningkat dan glukosa menurun biasanya sekitar 15- 35 mg. Diagnosa dapat dibuat dengan menemukan organisme ini dalam cairan serebrospinal dengan pewarnaan tinta India, kultur dalam media sabouraud dan berasarkan hasil inokulasi pada hewan percobaan. Jamur ini juga dapat dikultur dari urine, darah, fases, sputum dan sum-sum tulang. Pemeriksaan antigen Cryptococcus pada serum dan cairan serebrospinal dapat menegakkan diagnosa, dapat dikultur dari urine, darah, feses, sputum dan sum-sum tulang.

e. Terapi
Terapi dengan amphotericin B memperlihatkan hasil yang baik. Amphotericin B diberikan tiap hari intravena dengan dosis 0,5 mg/kg,diberikan enam sampai sepuluh minggu, tergantung dari perbaikan klinis danekmbalinya cairan serebrospinal kearah normal. Peneliti lain memberikan amphotericin B dengan 5-flurocytosine 150 mg/kg perhari (dalam 4 dosis). Kombinasi ini memberikan hasil yang lebih baik.

f. Prognosa
Pada pasien yang tidak diobati, biasanya fatal dalam beberapa bulan tetapi kadang-kadang menetap sampai beberapa tahun dengan rekuren,remisi dan eksaserbasi. Kadang-kadang jamur pada cairan serebrospinal ditemukan selama tiga tahun atau lebih. Telah dipalorkan beberapa kasus yang sembuh spontan.

2.4.2 Mucormycosis
Serebral mucormycosis (phycomycosis) adalah penyakit akut, jarang dapat disembuhkan yang disebabkan oleh jamur klas phycomycetae khususnya genera rhizopus. Jamur ini terdapat diseluruh dunia pada tumbuhan busuk, pupuk dan makanan yang mengandung banyak gula. Infeksi pada manusia hampir selalu terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit utama termasuk diabetes melitus yang tidak terkontrol, keganasan darah, lymfoma, keadaan imunosupresif, penggunaan antibiotik jangka panjang dan penggunaan sitostatik. Jamur ini masuk ke dalam tubuh manusia yang rentan melalui hidung menyebabkan sinusitas dan sellulitis orbitalis, kemudian penetrasi ke arteri dan terjadi trombosis arteri oftalmika danar karotis interna dan selanjutnya menyerang vena dan saluran linfe.
Dapat terjadi penyakit yang desiminata pada mata, serebral,paru danintestinal. Gejala klinis biasanya dimulai dengan tanda-tanda infeksi sinus paranasalis seperti hidung tersumbat, sekret dari hdung kadang-kadang berdarah, nyeri pada daerah sinus dan demam. Jika tidak diobati, penyakit ini akan menyebar keotak melalui lamina kribriformis atau setelah terlibatnya tulang tengkorak. Kemudian terjadi gejala-gejala lobus frontalis dan meningen basalis bersama dengan penurunan kesadaran drowsyness nyeri kepala, perubahan status mental. Gejala neurologis yang sering terjadi yaitu proptis,kelumpuhan mata dan hemiplegi yang mana keadaan ini berhubungan dengan terlibatnya arteri arteri orbitalis dan karotis danjaringan disekitarnya.
Organisme ini dapat menginvasi meningen atau dapat menembus otak sehingga menimbulkan ensefalitis jamur dan dapat menyebabkan Infark dan perdarahan otak. Beberapa hifa terdapat didalam trombus dandinding pembuluh darah dan sering sekali masuk ke dalam perinkim sekitarnya. Biasanya penyakit ini cepat berakibat fatal dalam beberapa hari atau minggu. Diagnosa penyakit in ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sputum, cairan serebrospinal atau eksudat jaringan sinus paranasalis. Kultur rhizopus dapat membantu tapi bukan merupakan diagnostik oleh karena kebanyakan merupakan kontaminan. Terapi terdiri dari pemberian Amphotericin B dan kontrol faktor predisposisi seperti diabetes melitus. Juga diperlukan drainase lokal dan operasi jaringan nekrotik secepatnya untuk mencegah penyebaran penyakit.
2.4.3 Candidiasis (moniliasis)
Spesies candida merupakan suatu flora mikrobial yang normal terdpat dalam tubuh manusia. Candidiasis kemungkinan merupakan infeksi jamur oportunistik terbanyak. Infasi ke susunan saraf pusat sebenarnya sangat jarang kecuali terjadi kerusakan sistem kekebalan tubuh host. Banyak factor yang menunjang terjadinya infeksi candida seperti terapi antibiotik spectrum luas, luka bakar berat, nutrisi parental total, prematuritas, keganasan pemasangan kateter, terapi kortikosteroid, neutropenia, operasi abdomen, diabetes mellitus, dan penggunaan obat parenteral yang tidak semestinya (parentral drug abuse)
Bentuk patologi infeksi susunan saraf pusat oleh candida berupa penyebaran mikro abses intraparenkimal, granuloma nonkaseosa, abses besar, meningitis dari ependimitis. Pada kebanyakan kasus diagnosis belum dapat ditegakkan pada saat pasien masih hidup, kemungkinan oleh karena sukarnya menemukan organisme pada cairan serebrospina .
2.4.4  Aspergilosis
Aspergilosis fumigatus dan A.flavus dapat menyebabkaninf susunan saraf pusat manusia. Hal ini terjadi melalui penyebaran langsung dari sinus paranasalis atau setelah traumakapitis, operasi lumbal fungsi, atau melalui penyebaran hematogen pada orang dengan gangguan imunitas terutama yang mengalami neutropenia dalam jangka waktu yang lama. Penulis lain menyatakan bahwa infeksi jamur ini terutama jika terjadi sinusitis kronis (khususnya spenodialis) dengan osteomielitis basis tengkorak atau akibat komplikasi otitis dan masstoiditis.
Manifestasi klinis penyakit ini berupa gangguan nevrus kranialis pada sekitar
daerah infeksi, abses serebri, granuloma kranial dan spinal pada duramater. Keadaan ini tidak bermanifestasi sebagai meningitis. Pada beberapa kasus penyakit ini didapat di rumah sakit ditandai dengan adanya gejala infeksi paru yang tidak mempan terhadap antibiotik. Diagnosis biasanya ditegakkan dengan melakukan biopsi atau dengan kultur.
Terapi anti jamur seperti ampotericin B dan kombinasi dengan limaflurocytosine dan imidazole masih dipertanyakan keberhasilannya. Jika obat-obatan ini diberikan setelah operasi pengeluaran materi yang terinfeksi, beberapa pasien dapat disembuhkan.

2.4.5 Coccodiodomycosis
Penyakit infeksi jamur ini banyak didaerah Barat Daya Amerika. Biasanya hanya menyebabkan gejala influensa dengan infiltrat pada paru sebagai pneumonia non bakterial. Keadaan ini dapat berlangsung progresif menjadi diseminata termasuk infeksi pada meningen. Reaksi patologi dan gambaran kliniknya pada meningen dan cairan serebrospinal sangat mirip dengan meningitis tuberkulosa.
Terapi terdiri dari pemberian ampotericin B intravena. Ada juga yang menganjurkan pemberian ampotericin B intratekal. Pemberian melalui lumbal fungsi yaitu dengan campuran ampotericin B dalam glukosa 10%, pasien dalam posisi kepala agak kebawah (head dowm position) ampotericin B diberikan 3 kali seminggu selama 3 bulan, atau sampai sel pada cairan serebrospinal kurang dari 10 mm3 dan complement fixing menghilang dari cairan likuor.

2.4.6  Histoplasmosis
Histoplasma capsulatun terdapat pada daerah ohio dandaerah lembah Missisipi tengah Amerika. Infeksi terjadi setelah inhalasi spora. Kebanyakan pasien hanya memperlihatkan gejala yang minimal atau tanpa gejala selama infeksi primer pada paru paru. Perkembangan penyakit yang progresif (desimilata) terjadi pada penderita gangguan pertahanan tubuh (cell mediated immune defence) setengah dari penderita dengan gejala diseminata merupakan pasien dengan terapi imunosupresif, Lymphoma, lymphocytic leukimia, gangguan limfa atau AIDS. Jika terjadi keaadaan disseminata ,
lokasi yang terutama adalah susunan saraf pusat.
Terapi yang dianjurkan adalah pemberian ampotericin B intravena 50 mg/hari pada orang dewasa dan 1 mg/kgBB/hari pada anak-anak dengan berat badan kurang dari 50 kg, selama 6-12 minggu, dengan dosis total sekitar 35mg/kgBB. Terapi pemeliharaan (maintenance) diberikan 50-80 mg setiap 1 atau 2 minggu, untuk mencegah relaps pada penderita AIDS.



1 komentar:

  1. Sands Casino | SanDiego, CA
    Located on the northern edge of the San Diego County 샌즈 카지노 가입 Water Sands Casino offers the most modern and exciting gaming experience on the San Diego Bay area.

    BalasHapus