Blogger Widgets Dari : Situs Alfi
Powered By Blogger

Rabu, 19 Februari 2014

Parasitologi

Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi



OLEH : KELOMPOK 3  V OFF A


STIKES WIRA MEDIKA BALI
D3. ANALIS KESEHATAN

SEMESTER GENAP


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            LATAR BELAKANG
         Semakin berkembangnya IPTEK juga berpengaruh terhadap penemuan-penemuan para ahli dan peneliti tentang berbagai jenis makhluk hidup,dari makhluk hidup uniseluler sampai yang multiseluler. Makhluk hidup tersebut tidak dikelompokkan dalam satu kingdom melainkan dikelompokkan ke dalam beberapa kingdom sesuai dengan ciri-cirinya masing-masing.Selain penemuan-penemuan makhluk hidup dan pengelompokannya itu,juga ditemukan beberapa keuntunagan dan kerugian dari makhluk hidup tersebut. Ada makhluk hidup yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit,dan ada makhluk hidup yang tidak menyebabkan penyakit.
           Hal tersebut seharusnya dapat dipelajari untuk mengetahui dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada.Salah satunya spesies Leishmania dan Trypanosoma. Pada genus Leishmania, hanya ada 3 spesies yang penting bagi manusia , yaitu : 1) Leishmania donovani yang menyebabkan Leismaniasis viseral atau kala azar, 2) Leishmania tropica yang menyababkan leishmaniasis kulit atau oriental sore dan 3) Leishmania braziliensis yang menyebabkan leismaniasis mukokutis atau Espundia. Sedangkan pada genus Trypanosoma juga ada 3 spesies, yaitu : Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma gambiense, Trypanosoma cruzi. Pada makalah ini akan dibahas lanjut tentang Leishmania braziliensis dan Trypanosoma cruzi.

1.2   RUMUSAN MASALAH
                                       1.         Bagaimana morfologi dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       2.         Bagaimana siklus hidup dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       3.         Dimana saja ditemukan Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       4.         Bagaimana diagnose laboratorium dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                   5.         Bagaimana pengobatan dari penyakit akibat Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
1.3   TUJUAN PENULISAN
                                       1.         Untuk mengetahui morfologi dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       2.         Untuk mengetahui siklus hidup  dari  Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       3.         Untuk mengetahui penyebaran  dari  Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       4.         Untuk mengetahui diagnose laboratorium  dari  Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
                                       5.         Untuk mengetahui pengobatan  dari  Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?





BAB II
PEMBAHASAN

A.     Leishmania branziliensis
        Manusia merupakan hopes definit parasit ini dan lalat Phlebotomus berperan sebagai hospes perantara (vector). Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut leismaniasis  Amerika atau penyakit Espundia. Penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tipe menurut strain yaitu:
 1) tipe ulkus Meksiko dengan lesi yang terbatas pada telinga. Penyakitnya menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya kecil-kecil dan tidak menyebar ke mukosa lainnya.
 2) tipe uta, lesi kulit yang menyerupai oriental sore, pada lesi yang dini lebih banyak ditemukan parasitnya daripada lesi yang sudah lama; penyakit ini jarang menyebar ke selaput mukosa.
3) tipe Espundia , sering bersifat polipoid dan ulkus dapat menyebar ke lapisan mokokutis dan kutis.
·         KLASIFIKASI:
FILUM:PROTOZOA
CLASS: FLAGELLATA
ORDO: LEISHMANIAE
FAMILY: TRYPANOSOMATIDAE
GENUS: LEISHMANIA
SPESIES:LEISHMANIA BRAZILIENSIS

 v  Sejarah Penemuan Leishmania brasiliensis.
Ø  Abad ke-7 SM ditemukan lesi mencolok mirip Leishmaniasis kulit pada tablet dari King Ashurbanipal.
Ø    Abad 1 M penyakit kulit di Equador dan Peru lesi kulit dan cacat wajah.
Ø   Tahun 1898 Peter Borovsky Menggambarkan hubungan perasit untuk host jaringan adalah protozoa.
Ø  Tahun 1903 Ronald Ross membentuk link penyakit bernama organisme Leishmania.
Ø   Selanjutnya Leishmaniasis berkembang menurut tipe-tipe yang lebih spesifik.

2.1   MORFOLOGI
      Ketiga spesies Leishmania mempunyai morfologi yang hampir sama , tetapi berbeda dalam sifat biakan, manifestasi klinis, penyebaran dan vektornya. Ketiga spesies tersebut terdiriatas sejumlah strain yang berbeda dalam virulensi, tipe, lesi sifat biologi dan adaptasi pada vektor. Morfoloogi Leishmania branziliensis dapat dibedakan dari L.donovani dan L.tropica. Stadium amastigot hidup didalam sel RE dibawah kulit pada porte d’entree dan menyebar ke selaput lendir (mukosa) yang berdekatan, seperti mulut, hidung dan tulang rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada lalat phlebotomus sebagai bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan pula dalam baikan NNN. Infeksi terjadi seperti pada L.donovani dan L.tropica.
  v  Stadium Amastigot :
o   intraseluler dalam darah (RES)
o   Bulat lonjong, 2-3 m.
o   Inti eksentrik, aksonema.
o   Kinetoplas, tidak berflagel.
  v  Stadium Promastigot :
o   Dalam tubuh lalat.
o   Kumparan, 15-25 x 1,5-3,5 m.
o   Inti sentral, kinetoplas, berflagel.
2.2   SIKLUS HIDUP


      1.        Sand fly menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase promastigote pada protozoa ke dalam inang.
      2.         Makropag akan mempagositosit promastigote.
      3.         Di dalam makropag promastogot akan berkembang menjadi amastigot.
      4.         Amastigot akan terus memperbanyak diri di dalam sel hingga makropag pecah dan terjadi penyebaran ke dalam makropag lain.
      5.         (fase dalam sand fly) sand fly akan menggigit manusia yang terinfeksi tahap amastigot di manusia.
      6.         Berkembang biak dan bertambaha banyak di usus lalat pasir.
      7.         Amastigot akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu promastigot di dalam midgut.
      8.         Dari midgut akan menuju kelenjar ludah sand fly dan begitu seterusnya.

        2.3   PENYEBARAN LEISHMANIA BRANZILIENSIS
            Penyakit Leishmaniasis mukokutis  ini ditemukan di Ameriika Tengah dan Selatan (mulai dari Guatemala sampai ke Argentina bagian Utara dan Paraguay). Di Indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.  

 v  Patologi Dan Gejala Klinis
            Masa tunas penyakit ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada porte d’entree terjadi hiperplasi sel RE yang mengandung stadium amastigot. Kemudian timbul makula dan papul; setelah itau papul pecah dan terjadi ulkus. Parasit yang keluar bersama sekret ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Saluran limfe tersumbat dan terjadilah nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri merupakan penyulit, sehingga terjadi destruksi tulang rawan pada hidung atau telinga. Penyakit ini berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak diobati dapat sembuh sendiri. Ulkus dapat sembuh sendiri dengan meninggalkan parut.
            Lesi yang terjadi pada tipe uta,sama bentuknya dengan tipe meksiko,hanya prediksi pada telinga kurang dan jarang menghinggapi selaput lendir. Masa tunas pada tipe espundia adalah 2-3 bulan dan biasanya lesi pertama terjadi pada kulit dan mungkin juga terdapat diselaput lendir. Setelah ± 1 tahun terjadi lesi sekunder yang dapat menyebabkan cacat.

2.4   DIAGNOSIS LABORATORIUM
      Diagnosis ditegakkan dengan:
1) menemukan parasit dalam sediaan apus atau sediaan biopsi dari tepi ulkus.
2) pembiakan dalam medium NNN.
3) reaksi imunologi.

2.5   PENGOBATAN
                                             1.         Miltefosine, dengan nama kimia hexadecylphosphocholine.
                                             2.         Pentavalent antimonial : bisa berupa sodium stibogluconate dan miglumin antimonite.
                                             3.         Pentamidine untuk pengobatan lanjutan pada leishmaniasis kulit.
                                             4.         Amphotericine B untuk penyakit leishmaniasis selaput lender.
   v   Pencegahan
                                 1.         Lakukan penderitaan dini pada penderita untuk mencegah penularan.
                                 2.         Gunakan insektisida untuk memberantas vektornya.
                                 3.         Adanya pembersihan hutan secara berskala.
                                 4.         Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan.

B.     Trypanosome cruzi
         Trypanosoma cruzi merupakan filum dari Mastighopora atau Flagellata, yang merupakan organisme yang bergerak dengan bulu getar atau flagel. Mastighopora yang bersifat parasit adalah genus Trypanosoma dan genus Trichomonas. Trypanosome cruzi sering disebut juga Trypanosoma cruzi cruzi Chagas, dan mempunyai sinonim Schizotrypanum cruzi, T. lesourdi, T. prowazeki, T. rhesii, T. vickerse. Penyakit yang ditimbulkan adalah Tripanosomosis manusia Amerika, yaitu penyakit Chagas.

·         KLASIFIKASI :
FILUM                   : EUGLENOZOA
KELAS                  : KINETOPLASTEA
ORDO                    : TRYPANOSOMATIDA EUGLENOZOA
FAMILY                : TRYPANOSOMATIDAE
GENUS                  : TRYPANOSOMA
SPESIES                : TRYPANOSOMA CRUZI
        
         Menurut Norman D. Levine manusia adalah hospes yang paling penting dari T. cruzi. Diperkirakan bahwa lebih dari 10 juta orang terinfeksi, termasuk 4-6 juta orang di Brazilia, 2,3 juta di Argentina, 2 juta di Columbia, dan 0,6 juta di Venezuela. Banyak spesies dari hewan liar dan hewan peliharaan ditemukan terinfeksi dan merupakan reservoir untuk infeksi manusia. Goble (1970) mendaftar 79 spesies hospes alami dan 20 spesies hospes eksperimental yang terdapat pada ordo-ordo mammalia yaitu Marsupialia, Carnivora, Rodentia, Lagomorpha, Edentata, Primata, dan Artiodactyla. Miles (1979) mengatakan bahwa terpisah dari organisme-organisme yang menyerupai T. cruzi yang brsifat kosmopolit pada kelelawar, T. cruzi ditemukan pada Sembilan kasus fatal pada anjing-anjing di Texas (Willians et al., 1977) dan juga ditemukan pada anjing di Lousisiana (Synder et al., 1980) dan bahkan di Indian (Anon, 1979).




2.6   MORFOLOGI
·         Bentuk Amastigot (Leismanial form)
Bentuk bulat atau lonjong, mempunyai satu inti dan satu kinetoplas serta tidak mempunyai flagela. Bersifat intraseluler. Besarnya 2-3 mikron.

·          Bentuk Promastigot (Leptomonas form)
Bentuk memanjang mempunyai satu inti di tengah dan satu flagela panjang yang keluar dari bagian anterior tubuh tempat terletaknya kinetoplas, belum mempunyai membran bergelombang, ukurannya 15 mikron.

·         Bentuk Epimastigot (Critidial form)
Bentuknya memanjang dengan kinetoplas di depan inti yang letaknya di tengah mempunyai membran bergelombang pendek yang menghubungkan flagela dengan tubuh parasit, ukurannya 15-25 mikron.

·         Bentuk Tripomastigot (Trypanosome form)
Bentuk memanjang dan melengkung langsing, inti di tengah, kinetoplas dekat ujung posterior, flagela membentuk dua sampai empat kurva membran bergelombang, ukurannya 20-30 mikron.
Pada stadium akhir, di dalam darah penderita,


2.7  SIKLUS HIDUP
        Meskipun bentuk tripomasgote T. c. cruzi biasa ditemukan di dalam darah pada stadium awal penyakit Chagas, ia tidak erkembang biak dalam bentuk ini. Bentuk-bentuk tripomasgote masuk ke dalam sistem sel-sel retikulo endothelial, otot-otot bergaris, dan terutama otot jantung di mana mereka membulat dan menjadi bentuk amastigote. Bentuk ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, merusak sel-sel hospesdan membentuk sarang-sarang parasit. Beberapa menjadi epimastigote. Bentuk amastigote berubah menjadi bentuk-bentuk trypomastigote yang masuk kembali ke dalam darah. Galur-galur yang berbeda, berbeda dalam virulensinya.
Vektor-vektor T. c. cruzi adalah “kissing (conenose) bugs”, anggota-anggota hemiptera familia Reduviidae, subfamilia Triatominae. Parasit-parsit ini juga juga dapat berkembang menjadi stadium infektif di dalam kutu-kutu busuk.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgllitAAt62xlKT4OM3OCz0WIHqEieirooKcWxLaep-3srf7-Do4236aqR7j9BNKqwfEpcQ3rLHMoH4jmcyCLm7sHGdhYNVWIsJSeFiNrG_HXdAZO8FVFU4hnNOX7vXjATiWPnuhPQdFH8/s320/in+blood.jpg
2.8  PENYEBARAN
        T. c. cruzi terdapat di Amerika Selatan, dari Argentina Utara, Antillen, Amerika Tengah ke Amerika Serikat Selatan. T. c. cruzi terutama terdapat pada tikus hutan (woodrat) di negara bagian Amerika Serikat Barat Daya (Texas, Arizona, New Mexico, California Selatan); ia juga terdapat pada raccoon, opossum, skunk,dan rubah abu-abu di negara bagian tenggara.


2.9   DIAGNOSA LABORATORIUM
                                    1.         Pada penderita yang sedang mengalami demam yang hebat, dapat dilakukan pemeriksaan darah, dibuat preparat dengan sederhana dengan menggunakan pertolongan pertama, maka akan didapatkan Trypanosome.
                                    2.         Pemeriksaan darah tetes / hapus dengan pewarnaan giemsa atau dengan wright.
                                    3.         Pemeriksaan getah dari bagian tubuh yang membengkak, kemudiaan obat preparat langsung / pewarnaan.
                                    4.         Pemeriksaan bahan – bahan dari sternum fungsi.
                                    5.         Pemeriksaan Cerebro Spinal ( CSF Fluid dengan sidimenter dulu )
                                    6.         Inokulasi pada binatang percobaan atau disuntikan darah manusia / penderita 2 – 10 cc, bahan – bahan dari fungsi ke dalam marmot / tikus, anjing kemudian sesudah satu minggu akan didapatkan parasit – parasit tersebut pada binatang percobaan.


2.10                PENGOBATAN
     
Antiparasit pengobatan yang paling efektif selama tahap-tahap awal infeksi. Tapi untuk pasien kronis, alat pacu jantung dan obat-obatan yang diperlukan untuk mengatur secara jantung berdetak. Kadang-kadang, transplantasi jantung diperlukan untuk menyelamatkan hidup pasien kronis. Antiparasitic perawatan paling efektif awal dalam perjalanan dari infeksi tapi tidak terbatas pada kasus dalam fase akut. Obat pilihan termasuk azole atau nitro derivatif seperti benznidazole atau nifurtimox.



BAB III
PENUTUP

3.1   SIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa Leishmania branzilliensi dan Trypanosoma cruzi bersifat pathogen pada manusia. Leishmania branzilliensis dapat menyebabkan penyakit Espundia dan Trypanosoma cruzi dapat menyebabkan penyakit Chagas. Kedua penyakit ini belum ditemukan di Indonesia.

3.2   SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan penulis adalah agar masyarakat dapat menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar agar terhindar dari segala jenis penyakit akibat bakteri, virus, jamur, ataupun protozoa.