Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi
OLEH :
KELOMPOK 3 V OFF A
STIKES
WIRA MEDIKA BALI
D3.
ANALIS KESEHATAN
SEMESTER
GENAP
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Semakin
berkembangnya IPTEK juga berpengaruh terhadap penemuan-penemuan para ahli dan
peneliti tentang berbagai jenis makhluk hidup,dari makhluk hidup uniseluler
sampai yang multiseluler. Makhluk hidup tersebut tidak dikelompokkan dalam satu
kingdom melainkan dikelompokkan ke dalam beberapa kingdom sesuai dengan
ciri-cirinya masing-masing.Selain penemuan-penemuan makhluk hidup dan pengelompokannya
itu,juga ditemukan beberapa keuntunagan dan kerugian dari makhluk hidup tersebut. Ada makhluk
hidup yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit,dan ada makhluk hidup yang
tidak menyebabkan penyakit.
Hal tersebut seharusnya dapat dipelajari untuk mengetahui dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah ada.Salah satunya spesies Leishmania
dan Trypanosoma. Pada genus Leishmania, hanya
ada 3 spesies yang penting bagi manusia , yaitu : 1) Leishmania donovani
yang menyebabkan Leismaniasis viseral atau kala azar, 2) Leishmania
tropica yang menyababkan leishmaniasis kulit atau oriental sore dan 3) Leishmania
braziliensis yang menyebabkan leismaniasis mukokutis atau Espundia.
Sedangkan pada genus Trypanosoma juga ada 3 spesies, yaitu : Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma
gambiense, Trypanosoma cruzi. Pada makalah ini akan dibahas lanjut tentang Leishmania braziliensis dan Trypanosoma cruzi.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
morfologi dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
2.
Bagaimana
siklus hidup dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
3.
Dimana
saja ditemukan Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
4.
Bagaimana
diagnose laboratorium dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
5.
Bagaimana
pengobatan dari penyakit akibat Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi
?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui morfologi dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma cruzi ?
2.
Untuk
mengetahui siklus hidup dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma
cruzi ?
3.
Untuk
mengetahui penyebaran dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma
cruzi ?
4.
Untuk
mengetahui diagnose laboratorium
dari Leishmania branziliensis dan
Trypanosoma cruzi ?
5.
Untuk
mengetahui pengobatan dari Leishmania branziliensis dan Trypanosoma
cruzi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Leishmania
branziliensis
Manusia
merupakan hopes definit parasit ini dan lalat Phlebotomus berperan
sebagai hospes perantara (vector). Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut
leismaniasis Amerika atau penyakit Espundia.
Penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tipe menurut strain yaitu:
1) tipe ulkus Meksiko dengan lesi yang
terbatas pada telinga. Penyakitnya menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya
kecil-kecil dan tidak menyebar ke mukosa lainnya.
2) tipe uta, lesi kulit yang menyerupai oriental
sore, pada lesi yang dini lebih banyak ditemukan parasitnya daripada lesi
yang sudah lama; penyakit ini jarang menyebar ke selaput mukosa.
3) tipe Espundia , sering
bersifat polipoid dan ulkus dapat menyebar ke lapisan mokokutis dan kutis.
·
KLASIFIKASI:
FILUM:PROTOZOA
CLASS: FLAGELLATA
ORDO: LEISHMANIAE
FAMILY: TRYPANOSOMATIDAE
GENUS: LEISHMANIA
SPESIES:LEISHMANIA BRAZILIENSIS
v Sejarah
Penemuan Leishmania brasiliensis.
Ø Abad ke-7 SM
ditemukan lesi mencolok mirip Leishmaniasis kulit pada tablet dari King
Ashurbanipal.
Ø Abad 1 M penyakit
kulit di Equador dan Peru lesi kulit dan cacat wajah.
Ø Tahun 1898 Peter Borovsky Menggambarkan
hubungan perasit untuk host jaringan adalah protozoa.
Ø Tahun 1903
Ronald Ross membentuk link penyakit bernama organisme Leishmania.
Ø Selanjutnya Leishmaniasis berkembang
menurut tipe-tipe yang lebih spesifik.
2.1
MORFOLOGI
Ketiga
spesies Leishmania mempunyai morfologi yang hampir sama , tetapi berbeda
dalam sifat biakan, manifestasi klinis, penyebaran dan vektornya. Ketiga
spesies tersebut terdiriatas sejumlah strain yang berbeda dalam
virulensi, tipe, lesi sifat biologi dan adaptasi pada vektor. Morfoloogi Leishmania
branziliensis dapat dibedakan dari L.donovani dan L.tropica. Stadium amastigot hidup didalam sel RE
dibawah kulit pada porte d’entree dan menyebar ke selaput lendir
(mukosa) yang berdekatan, seperti mulut, hidung dan tulang rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada lalat
phlebotomus sebagai bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan pula dalam
baikan NNN. Infeksi terjadi seperti pada L.donovani dan L.tropica.
v Stadium Amastigot :
o
intraseluler dalam darah
(RES)
o
Bulat lonjong, 2-3 m.
o
Inti eksentrik, aksonema.
o
Kinetoplas, tidak berflagel.
v Stadium Promastigot :
o
Dalam tubuh lalat.
o
Kumparan, 15-25 x 1,5-3,5 m.
o
Inti sentral, kinetoplas,
berflagel.
2.2
SIKLUS HIDUP
1. Sand
fly menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase promastigote pada protozoa
ke dalam inang.
2.
Makropag
akan mempagositosit promastigote.
3.
Di
dalam makropag promastogot akan berkembang menjadi amastigot.
4.
Amastigot
akan terus memperbanyak diri di dalam sel hingga makropag pecah dan terjadi
penyebaran ke dalam makropag lain.
5.
(fase
dalam sand fly) sand fly akan menggigit manusia yang terinfeksi tahap amastigot
di manusia.
6.
Berkembang
biak dan bertambaha banyak di usus lalat pasir.
7.
Amastigot
akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu promastigot di dalam midgut.
8.
Dari
midgut akan menuju kelenjar ludah sand fly dan begitu seterusnya.
2.3 PENYEBARAN LEISHMANIA BRANZILIENSIS
Penyakit
Leishmaniasis mukokutis ini ditemukan di Ameriika Tengah dan Selatan
(mulai dari Guatemala sampai ke Argentina bagian Utara dan Paraguay). Di
Indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.
v Patologi Dan Gejala Klinis
Masa tunas penyakit ini berlangsung
beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada porte d’entree terjadi
hiperplasi sel RE yang mengandung stadium amastigot. Kemudian timbul makula dan
papul; setelah itau papul pecah dan terjadi ulkus. Parasit yang keluar bersama
sekret ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Saluran limfe tersumbat dan
terjadilah nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri merupakan penyulit, sehingga
terjadi destruksi tulang rawan pada hidung atau telinga. Penyakit ini
berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak diobati dapat sembuh sendiri. Ulkus
dapat sembuh sendiri dengan meninggalkan parut.
Lesi yang terjadi pada tipe uta,sama
bentuknya dengan tipe meksiko,hanya prediksi pada telinga kurang dan
jarang menghinggapi selaput lendir. Masa tunas pada tipe espundia adalah
2-3 bulan dan biasanya lesi pertama terjadi pada kulit dan mungkin juga
terdapat diselaput lendir. Setelah ± 1 tahun terjadi lesi sekunder yang dapat
menyebabkan cacat.
2.4
DIAGNOSIS LABORATORIUM
Diagnosis
ditegakkan dengan:
1) menemukan parasit dalam sediaan
apus atau sediaan biopsi dari tepi ulkus.
2) pembiakan dalam medium NNN.
3) reaksi imunologi.
2.5
PENGOBATAN
1.
Miltefosine,
dengan nama kimia hexadecylphosphocholine.
2.
Pentavalent
antimonial : bisa berupa sodium stibogluconate dan miglumin antimonite.
3.
Pentamidine
untuk pengobatan lanjutan pada leishmaniasis kulit.
4.
Amphotericine
B untuk penyakit leishmaniasis selaput lender.
v Pencegahan
1.
Lakukan
penderitaan dini pada penderita untuk mencegah penularan.
2.
Gunakan
insektisida untuk memberantas vektornya.
3.
Adanya
pembersihan hutan secara berskala.
4.
Menjaga
kebersihan pribadi dan lingkungan.
B. Trypanosome
cruzi
Trypanosoma cruzi
merupakan filum dari Mastighopora atau Flagellata, yang merupakan organisme
yang bergerak dengan bulu getar atau flagel. Mastighopora yang bersifat parasit
adalah genus Trypanosoma dan genus Trichomonas. Trypanosome cruzi sering disebut
juga Trypanosoma cruzi cruzi Chagas, dan mempunyai sinonim Schizotrypanum
cruzi, T. lesourdi, T. prowazeki, T. rhesii, T. vickerse. Penyakit yang
ditimbulkan adalah Tripanosomosis manusia Amerika, yaitu penyakit Chagas.
·
KLASIFIKASI
:
FILUM : EUGLENOZOA
KELAS : KINETOPLASTEA
ORDO :
TRYPANOSOMATIDA EUGLENOZOA
FAMILY : TRYPANOSOMATIDAE
GENUS : TRYPANOSOMA
SPESIES : TRYPANOSOMA CRUZI
Menurut Norman D. Levine manusia adalah hospes yang paling
penting dari T. cruzi. Diperkirakan bahwa lebih dari 10 juta orang terinfeksi,
termasuk 4-6 juta orang di Brazilia, 2,3 juta di Argentina, 2 juta di Columbia,
dan 0,6 juta di Venezuela. Banyak spesies dari hewan liar dan hewan peliharaan
ditemukan terinfeksi dan merupakan reservoir untuk infeksi manusia. Goble
(1970) mendaftar 79 spesies hospes alami dan 20 spesies hospes eksperimental
yang terdapat pada ordo-ordo mammalia yaitu Marsupialia, Carnivora, Rodentia,
Lagomorpha, Edentata, Primata, dan Artiodactyla. Miles (1979) mengatakan bahwa
terpisah dari organisme-organisme yang menyerupai T. cruzi yang brsifat
kosmopolit pada kelelawar, T. cruzi ditemukan pada Sembilan kasus fatal pada anjing-anjing di Texas
(Willians et al., 1977) dan juga ditemukan pada anjing di Lousisiana (Synder et
al., 1980) dan bahkan di Indian (Anon, 1979).
2.6
MORFOLOGI
·
Bentuk Amastigot (Leismanial form)
Bentuk bulat atau lonjong, mempunyai satu inti dan satu kinetoplas serta tidak
mempunyai flagela. Bersifat intraseluler. Besarnya 2-3 mikron.
·
Bentuk Promastigot (Leptomonas form)
Bentuk memanjang mempunyai satu inti di tengah dan satu flagela panjang yang
keluar dari bagian anterior tubuh tempat terletaknya kinetoplas, belum
mempunyai membran bergelombang, ukurannya 15 mikron.
·
Bentuk Epimastigot (Critidial form)
Bentuknya memanjang dengan kinetoplas di depan inti yang letaknya di tengah
mempunyai membran bergelombang pendek yang menghubungkan flagela dengan tubuh
parasit, ukurannya 15-25 mikron.
·
Bentuk Tripomastigot (Trypanosome form)
Bentuk memanjang dan melengkung langsing, inti di tengah, kinetoplas dekat
ujung posterior, flagela membentuk dua sampai empat kurva membran bergelombang,
ukurannya 20-30 mikron.
Pada stadium akhir, di dalam darah penderita,
2.7
SIKLUS
HIDUP
Meskipun bentuk tripomasgote T. c. cruzi biasa ditemukan di
dalam darah pada stadium awal penyakit Chagas, ia tidak erkembang biak dalam
bentuk ini. Bentuk-bentuk tripomasgote masuk ke dalam sistem sel-sel retikulo
endothelial, otot-otot bergaris, dan terutama otot jantung di mana mereka
membulat dan menjadi bentuk amastigote. Bentuk ini berkembang biak dengan cara
pembelahan biner, merusak sel-sel hospesdan membentuk sarang-sarang parasit.
Beberapa menjadi epimastigote. Bentuk amastigote berubah menjadi bentuk-bentuk
trypomastigote yang masuk kembali ke dalam darah. Galur-galur yang berbeda,
berbeda dalam virulensinya.
Vektor-vektor T. c. cruzi adalah “kissing (conenose) bugs”, anggota-anggota
hemiptera familia Reduviidae, subfamilia Triatominae. Parasit-parsit ini juga
juga dapat berkembang menjadi stadium infektif di dalam kutu-kutu busuk.
2.8
PENYEBARAN
T. c. cruzi terdapat di Amerika Selatan, dari Argentina
Utara, Antillen, Amerika Tengah ke Amerika Serikat Selatan. T. c. cruzi
terutama terdapat pada tikus hutan (woodrat) di negara bagian Amerika Serikat
Barat Daya (Texas, Arizona, New Mexico, California Selatan); ia juga terdapat
pada raccoon, opossum, skunk,dan rubah abu-abu di negara bagian tenggara.
2.9
DIAGNOSA LABORATORIUM
1.
Pada penderita yang sedang mengalami demam
yang hebat, dapat dilakukan pemeriksaan darah, dibuat preparat dengan sederhana
dengan menggunakan pertolongan pertama, maka akan didapatkan Trypanosome.
2.
Pemeriksaan darah tetes / hapus dengan
pewarnaan giemsa atau dengan wright.
3.
Pemeriksaan getah dari bagian tubuh yang
membengkak, kemudiaan obat preparat langsung / pewarnaan.
4.
Pemeriksaan bahan – bahan dari sternum
fungsi.
5.
Pemeriksaan Cerebro Spinal ( CSF Fluid
dengan sidimenter dulu )
6.
Inokulasi pada binatang percobaan atau
disuntikan darah manusia / penderita 2 – 10 cc, bahan – bahan dari fungsi ke
dalam marmot / tikus, anjing kemudian sesudah satu minggu akan didapatkan
parasit – parasit tersebut pada binatang percobaan.
2.10
PENGOBATAN
Antiparasit
pengobatan yang paling efektif selama tahap-tahap awal infeksi. Tapi untuk
pasien kronis, alat pacu jantung dan obat-obatan yang diperlukan untuk mengatur
secara jantung berdetak. Kadang-kadang, transplantasi jantung diperlukan untuk
menyelamatkan hidup pasien kronis. Antiparasitic perawatan paling efektif awal
dalam perjalanan dari infeksi tapi tidak terbatas pada kasus dalam fase akut.
Obat pilihan termasuk azole atau nitro derivatif seperti benznidazole atau
nifurtimox.
BAB
III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat
disimpulkan bahwa Leishmania branzilliensi dan Trypanosoma cruzi bersifat
pathogen pada manusia. Leishmania branzilliensis dapat menyebabkan penyakit Espundia
dan Trypanosoma cruzi dapat menyebabkan penyakit Chagas. Kedua penyakit ini
belum ditemukan di Indonesia.
3.2
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan
penulis adalah agar masyarakat dapat menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan
sekitar agar terhindar dari segala jenis penyakit akibat bakteri, virus, jamur,
ataupun protozoa.