MIKOLOGI
PERANAN JAMUR PADA PEMBUATAN BIR
ANGGOTA KELOMPOK 3 ( V OFF A ) :
1.
NI LUH PUTU MEGA PRIMARANI ( 11.131.0302 )
2.
NI KOMANG NEKA ( 11.131.0303 )
3.
KETUT NONIK WULAN DIARI (
11.131.0304 )
4.
I DEWA MADE OKA ARIANDIKA (
11.131.0305 )
5.
NI LUH PUTU PUSPA DEWI ( 11.131.0306 )
6.
NI LUH PUTU RISTA YOGIARTI (
11.131.0307 )
7.
SATHYA INDRAYANA (
11.131.0308 )
8.
I.A. PT. SHARMA LARAS SHANTI (
11.131.0309 )
9.
I MADE SUDHARNATHA (
11.131.0310 )
10. NI NYOMAN
SULISTYA ASTHITI (
11.131.0311 )
11. KADEK VITA ARISTA
DEWI (
11.131.0312 )
12. NI NYOMAN
WIDIASTITI (
11.131.0313 )
13. I PUTU WISNU
TENAYA (
11.131.0314 )
14. NI WAYAN YENITA
SARI (
11.131.0315 )
15. NI PUTU YULI
PURNAMA SARI (
11. 131.0316 )
STIKES WIRA
MEDIKA BALI
2013 – 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Di
masadepan, terutama karena krisis energi yang semakin sering terjadi, etanol
yang diproduksi oleh fermentasi jamur ragi ini agaknya akan mendapat
perhatiankhusus karena potensinya sebagai biofuel. Saccharomyces adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat
milestones dalamkehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama
yangdikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti,
sekitar100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan
anggur,sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Di
Indonesiasendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Nenek
moyang kitadan hingga saat ini kita sendiri menggunakannya dalam pembuatan
makanan danminuman, seperti tempe, tape, dan tuak. Di dunia sains,
mikroorganisme ini adalah yang pertama kali diobservasi melaluimikroskop oleh
Bapak Ahli MikrobiologiAntonie van Leewenhoek. Louis Pasteur,yang terkenal
dalam penemuannya mengenai cara pensterilan susu, menggunakannyasebagai bahan
biokimia hidup dalam proses transformasi.
Jamur ini
juga digunakan sebagai pabrik tempat pembuatan vaksin hepatitis B rekombinan
yang pertama.Tak hanya itu, Saccharomyces
juga merupakan pabrik enzim makanan pertama(chymosin, enzim yang digunakan
dalam pembuatan keju). Dan tentu saja penemuan spektakuler dalam memecahkan
seluruh sekuens genom Saccharomyces merupakan
langkah pionir yang menentukan dalam menguak misteri sekuens genom manusia. Hampir
semua teknologi frontier, seperti genomik, proteomik, dannanobioteknologi,
menggunakan jamur ini sebagai model. Tidak diragukan lagibahwa inovasi sains
dan teknologi juga akan semakin melaju di bidang bioekonomi. Saccharomyces, sebagai model sains dan mikroorganisme komersialyang
populer, akan terus memegang peranan penting di masa depan.Di masa depan,
Saccharomyces akan menjadi sel inang yang
semakin diperhitungkandalam pembuatan low volume, high value produk
bioteknologi, seperti enzim,bahan-bahan kimia, protein terapi, dan produk
pharmaceutical lainnya yangberdaya komersial tinggi. Selain menghasilkan
800.000 ton protein dalamsetahun, telah dihasilkan pula 60 juta ton bir, 30
juta ton anggur, dan 600.000ton jamur ragi.
Tak
mengherankan mikroorganisme ini merupakan tulang punggung dalam produksi empat
komoditas fermentasi terbesar di dunia.Oleh karena itu, biomass jamur (baik
untuk industri makanan manusia dan ternak)dan produksi tradisional etanol
(untuk industri bir, anggur, minuman suling,dan energi) diperkirakan akan terus
menyumbangkan produksi fermentasi terbanyakdi dunia.Dalam bidang energi, jamur
ragi sebagai pabrik etanol merupakan suatu strategialternatif yang telah
dikembangkan di beberapa negara, seperti Brasil, AfrikaSelatan, dan Amerika
Serikat.
Saat ini
biomass tanaman adalah sumber biofuelyang paling banyak dikembangkan karena
harganya yang murah dan persediaannyayang mudah didapat. Sayangnya, salah satu
penghambat justru adalah langkanyalow-cost technology dalam pengolahan tanaman
menjadi etanol. Tentu saja tidaksembarang jamur ragi dipakai, melainkan
beberapa strain Saccharomyces yang telah direkayasa daur metabolismenya
secara genetika sehingga dapat menghasilkanetanol secara efektif dan efisien.
Biofuel
dalam bentuk etanol merupakan salahsatu harapan masa depan dari superjamur ini.
Alasan utama dari penggunaanetanol adalah sumber energi yang sustainable dan
ramah lingkungan serta sangatmenguntungkan secara ekonomi makro terhadap
komunitas pedesaan (petani). Seiring dengan itu, krisis energi dalam bentuk
minyak bumi diperkirakan akan terjadi sehubungan dengan prediksi bahwa produksi
minyak dunia akan memuncak dalam waktu 25 tahun mendatang dan selanjutnya
menurun secara drastis.
Bagi
negara-negara yang relatif miskin sumber daya minyak dan pengekspor minyak dunia,
hal ini sangat mengancam kesejahteraan mereka, bahkan dapat mengancam pertahanan
dan keamanan mereka. Oleh karena itu, mereka berpacu dengan waktu untuk mengembangkan
dan mengaplikasikan teknologi baru yang dapat memuluskan transisienergi oil
menuju energi biofuel yang dapat diperbarui. Tentu saja, bagi Negara berkembang
seperti Indonesia, pekerjaan rumah yang utama adalah bagaimana memanfaatkan
sumber daya hayati jamur di Indonesia sehingga dapat mengembangkanilmu
sekaligus memajukan ekonomi berbasiskan ilmu pengetahuan ini.Beberapa peneliti
Indonesia dengan kredibilitas tinggi di beberapa perguruan tinggi dan lembaga
penelitian telah menemukan ratusan jenis jamur, bahkan lebih. Langkah
selanjutnya adalah bagaimana kekayaan ini dimanfaatkan seoptimalmungkin, baik
di bidang sains dasar maupun di bidang bioekonomi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa
peranan jamur pada proses pembuatan bir ?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui peranan jamur pada proses pembuatan
bir.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
dan SEJARAH BIR
Bir
adalah
segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa
melalui proses penyulingan setelah
fermentasi. Bir merupakan minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di
dunia dan kemungkinan yang
tertua. Selain itu, bir juga
adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.
Bir merupakan salah satu minuman
tertua yang dibuat manusia, yaitu sejak sekitar tahun 5000 SM yang
tercatat di sejarah tertulis Mesir Kuno dan
Mesopotamia.
Karakter bir telah berubah secara drastis sepanjang ribuan tahun. Industri
pembuatan bir merupakan industri global yang sangat besar dan sekarang ini
kebanyakan dikuasai oleh konglomerat yang
dibentuk dari gabungan pengusaha-pengusaha yang lebih kecil. Walaupun secara
umum bir merupakan minuman beralkohol, ada beberapa variasi dari dunia Barat
yang dalam pengolahannya membuang hampir seluruh kadar alkoholnya, menjadikan
apa yang disebut dengan bir tanpa alkohol.
Di seluruh dunia, ada lebih dari
20.000 merek bir yang diolah dalam 180 cita rasa, mulai dari bir keras (ales),
lagers, pilsner dan bir hitam sampai bir pahit, cream ales dan iced beers. Bir
telah menjadi minuman terkenal sejak lama. Prasasti tanah liat di Babilon
menjelaskan dengan rinci resep pembuatan bir di tahun 4.300 sebelum masehi. Bir
juga telah dibuat oleh bangsa Cina kuno, Asiria dan Inka. Sebuah tulisan di
Mesir pada tahun 1600 sebelum masehi menuliskan 100 resep pengobatan dengan
menggunakan bir. Beberapa tahun yang lalu, New Castle Brewery di Inggris
mengolah 1.000 botol Tutankhamun Ale berdasarkan sebuah resep kuno yang telah
berumur 3.200 tahun yang ditemukan di kuil matahari Ratu Nefertiti.
2.2 PROSES
PEMBUATAN BIR
Proses pembuatan bir disebut brewing.
Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan
lainnya, maka karakteristik bir (seperti rasa dan warna)
juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir
biasanya berkisar antara 4 dan 6% abv (alcohol
by volume; alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang
dari 1% abv maupun yang mencapai 20% abv.
Pembuatan bir secara komersil
dimulai di tahun 1200 masehi di suatu tempat yang dikenal sebagai Jerman saat
ini. Di tahun 1506, Undang-undang Jerman tentang kemurnian dikeluarkan,
mensyaratkan bahwa kandungan bir adalah hanya air, barley (sejenis tumbuhan
semacam gandum), gandum dan buah hop. Pembotolan bir dimulai di tahun 1605.
Bir dibuat dalam suatu proses yang
mengubah air dan bebijian dengan memakai ragi sebagai katalis. Mutu dari air
yang digunakan sangatlah penting. Air yang pekat akan menghasilkan bir dengan
rasa yang lebih tajam, air yang tidak begitu pekat akan menghasilkan bir dengan
rasa lebih ringan. Barley atau buah hop, atau kombinasi keduanya digunakan untuk
bahan bebijian. Bebijian kering yang siap untuk proses fermentasi disebut
sebagai malting. Bebijian itu kemudian direndam didalam air hingga muncul
kecambahnya.
Pembuatan bir dimulai dari
pengecambahan bebijian dan merendam hasil malt dalam air panas untuk
mendapatkan saripatinya. Saripati itu kemudian dididihkan dan ditambahkan buah
hop. Baru setelah itu ditambahkan ragi untuk fermentasinya Setelah fermentasi,
campuran itu dimasukan kedalam gentong hingga mencapai kondisi matang. Ragi dan
buah hop dapat ditambahkan kembali pada proses fermentasi yang kedua.
o
Barley
Barley
telah dipilih sebagai bahan utama pembuatan bir semenjak ribuan tahun yang
lalu. Semakin lama barley hasil proses malting itu dipanggang, maka akan
semakin pekat bir yang dihasilkan. Barley, atau bir gandum memiliki rasa yang
manis.
o
Buah Hop
Buah
hop adalah sejenis tumbuhan merambat seperti pohon anggur, dan bentuknya mirip
persilangan buah pinus dan buah artichokes. Rasa pahit dan kesat pada buah hop
akan menyeimbangkan dengan rasa manis malt.
o
Ragi
Gula
yang terkandung bebijian hasil malt diubah menjadi alkohol dengan proses
peragian. Peragian yang berbeda akan menghasilkan aroma yang berbeda. Untuk
jenis ales, proses peragian dilakukan dibagian atas, sedangkan proses peragian
di bagian bawah akan menghasilkan jenis lagers.
2.3 JAMUR
YANG BERPERAN PADA PROSES PEMBUATAN BIR
Saccharomyces
pastorianus dan Saccharomyces cerevisiae adalah
ragi fermentasi bawah yang digunakan oleh industri untuk memproduksi bir. Ragi
ini sama dengan ragi spesies Saccharomyces carlsbergensis yang awalnya digambarkan
oleh Emil Kristen Hansen pada tahun 1883, yang bekerja di industri pembuatan
bir Carlsberg di Denmark.
Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces pastorianus berfungsi
dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces bersifat fermentatif
(melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan
alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces juga dapat melakukan
respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama
yangdikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti,
sekitar100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan
anggur,sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Di
Indonesiasendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Saccharomyces
adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak jenis ragi.
Saccharomyces berasal dari bahasa Latin yang berarti gula jamur. Banyak anggota
dari genus ini dianggap sangat penting dalam produksi makanan. Salah satu
contoh adalah Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces pastorianus yang
digunakan dalam pembuatan anggur, roti, dan bir. Anggota lain dari genus ini
termasuk Saccharomyces bayanus, digunakan dalam pembuatan anggur, dan
Saccharomyces boulardii, digunakan dalam obat-obatan. Koloni dari Saccharomyces
tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam 3 hari. Mereka rata, mulus, basah,
glistening atau kuyu,dan cream . Ketidakmampuan untuk memanfaatkan nitrat dan
kemampuan untuk berbagai memfermentasi karbohidrat adalah karakteristik khas
dari Saccharomyces.
o
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo :
Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : S.pastorianus
S. cerevisia
o Morfologi
Saccharaomyces
adalah nama genus yang termasuk dalam jamur berbentuk oval.
Saccharomyces mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari :
a.
Kapsul
b.
Dinding sel
c.
Membrane sitoplasma
d.
Nucleus
e.
Vakuola
f.
Mitokondria
g.
Sitoplasma
Jamur
Saccharomyces, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama jamur ragi, telah
memiliki sejarah yang luar biasa di industri fermentasi. Karena kemampuannya
dalam menghasilkan alkohol inilah, S. cerevisiae dan S.pastorianus disebut sebagai mikroorganisme aman (Generally Regarded as Safe) yang
paling komersial saat ini.
Dengan
menghasilkan berbagai minuman beralkohol, mikroorganisme tertua yang
dikembangbiakkan oleh manusia ini memungkinkan terjadinya proses bioteknologi
yang pertama di dunia.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Jamur
yang berperan dalam proses pembuatan bir adalah Saccharomyces pastorianus dan Saccharomyces cerevisiae yang
merupakan ragi fermentasi bawah yang digunakan oleh industri untuk memproduksi
bir. Bir adalah segala minuman beralkohol yang
diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa melalui proses penyulingan setelah fermentasi.
3.2 SARAN
Jamur memilki peranan
yang sanagt penting bagi kehidupan manusia. Setiap jenis jamur memiliki
peranannya masing-masing, maka kita sebagai generasi muda wajib menjaga dan
melestarikan jamur untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin.
PRAKTIKUM
MIKOLOGI
JAMUR
SISTEMIK
MAKALAH
ANGGOTA
KELOMPOK :
1.
IDA
AYU PUTU SHARMA LARAS SHANTI (
11.131.0309 )
2.
NI
NYOMAN SULISTYA ASTHITI ( 11.131.0311 )
3.
KADEK
VITA ARISTA DEWI ( 11.131.0312 )
4.
NI
PUTU YULI PURNAMA SARI ( 11.131.0316 )
STIKes
WIRA MEDIKA PPNI BALI
PROGRAM
STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
Tahun
Akademik 2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Mikosis atau infeksi akibat jamur terbagi atas mikosdis
superfisialis dan profunda. Mikosis profunda biasanya terlihat dalam klinik
sebagai penyakit yang kronik dan residif yang bisa melibatkan traktus
intestinal, respiratori, genital, kardiovaskular sampai ke tulang dan kulit.
Terbagi atas 2 kelompok, yaitu mikosis subkutan yang berasal dari cedera
penetrasi dari luar langsung masuk ke dalam jaringan. Dalam mikosis subkutan
termasuk Sporotrichosis, Mycetoma dan Chromoblastomikosis. Sedangkan mikosis
sistemik adalah infeksi jamur yang masuk ke tubuh lewat organ lain seperti
paru, saluran cerna atau sinus paranasalis. Dalam mikosis subkutan termasuk
Sporotrichosis, Mycetoma dan Chromoblastomikosis.
Sedangkan yang
termasuk Mikosis sistemik adalah Zigomikosis dan Aktinomikosis. Diagnosis mikosis profunda
ditegakkan lewat anamnesa, pemeriksaan klinis, histopatologi serta pembiakan.
Pemeriksaan histopatologis paling penting untuk menegakkan diagnosa mikosis
profunda, kecuali untuk Sporotrikchosis. Pemeriksaan ini harus diawali denghan
pewarnaan H & E, selanjutnya dapat diikuti dengan pewarnaan GMS atau PAS
terutama bila secara klinis adanya
kecurigaan yang tinggi. Dibahas pula urutan pemeriksaan dari ke 5 penyakit di
atas untuk menegakkan diagosa infeksi jamur profunda.
Jamur yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara
lain adalah dermatofita (dermatophyte, bahasa yunani, yang berarti tumbuhan
kulit) dan jamur serupa ragi candida albican, yang menyebabkan terjadinya
infeksi jamur superficial pada kulit, rambut, kuku, dan selaput lendir. Jamur
lainnya dapat menembus jaringan hidup dan menyebabkan infeksi dibagian dalam.
Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau
menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis).1
Mikosis Profunda terdiri atas beberapa penyakit yang
disebabkan oleh jamur dengangejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya
traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan
kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.Mikosis
profunda biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan
residif.Manifestasi klinis morfologik dapat berupa tumor, infiltrasi,
peradangan vegetative, fistel, ulkus,sinus, tersendiri maupun
bersamaan.Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan langsung KOH,
biakan jamur, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan imunologik,
termasuk tes kulit, maupun serologik,dan pemeriksaan imunologik lainnya.
Indensi mikosis profunda sangat jarang sehingga jarang
dibicarakan oleh masarakat luas namun kita tidak boleh mengabaikannya karena
jamur ini langsung masuk /menyerng alat – alat dalam(misal: paru) melalui
luka atau menyebar dari permukaan kulit atau lt dalam yang lainnya Ditinjau
dari jenis infeksinya Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik
primer dan infeksi oportunis.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana gambaran umum jamur
infeksi saraf pusat
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran umum jamur
infeksi saraf pusat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN JAMUR
Kata Jamur sudah tidak asing lagi
terdengar oleh telinga kita, Kata jamur memiliki arti yang agak berkaitan
antara satu sama lain. Di bawah ini merupakan beberapa arti kata dari Jamur
dalam Bahasa Indonesia :
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak
di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk
seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang
mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut
basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa
dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur
kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus
campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari
fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media
mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk
kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari ungkapan “Rotinya sudah berjamur”
yang maksudnya adalah ‘rotinya telah ditumbuhi kapang’.
2.2 CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Kita telah mengenal jamur dalam
kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu
disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu
yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul
pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun,
jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam
medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur
merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum
fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda
dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.
a) Struktur Tubuh
Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang
atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk
dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel
ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa
senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan
inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa
pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.
b) Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua
jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur
tidak memangsa dan mencernakan makanan. Cara untuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit.
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya
dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit
jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak
mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan
pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
c) Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi
jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur
berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang
multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan
memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air
atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa. Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium dan konjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertamaadalah plasmogami (peleburan
sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti).
Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi
tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel
dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan
pembelahan meiosis.
2.3 GAMBARAN
UMUM INFEKSI JAMUR PADA SUSUNAN SARAF PUSAT
Jamur
yang menginfeksi manusia terdieri dari 2 kelompok yaitu, jamur patogenik dan
opportunistik. Jamur patogenik adalah beberapa jenis spesies yang dapat
menginfeksi manusia normal setelah inhalasi atau inflantasi spora. Secara
alamiah, manusia dengan penyakit kronis atau keadaan gangguan imunitas lainnya
lebih rentan terserang infeksi jamur dibandingkan manusia normal. Selama
infeksi, jamur dapat beradaptasi terhadap temperatur yang tinggi dan
kemampuan/potensi reduksi-oksidasi jaringan yang rendah. Jamur juga dapat
mengatasi sistim pertahanan tubuh dgnbertambahnya kecepatan bertumbuh dan
menajdi relative insentivity terhadap mekanisme sistim kekebalan tubuh seperti
fagositosis. Jamur patogenik meyebabkan histiplasmosis, blastomycosis,
coccidiodomycosis dan paracoccidiodomycosis. Kelompok kedua adalah kelompok
jamur apportunistik. Kelompok ini tidak menginfeksi orang normal. Penyakit yang
termasuk disini adalah aspergilosis, candidiasis, cryptococcosis, mucormycosis
(phycomycosis) dan nocardiosis.
Perubahan
minor dari sistin kekebalan tubuh dapat menyebabkan manifestasi klinis jamur
ini (misalnya, candida dapat berkembang pada membrane mukosa). Jika terjadi
perubahan yang besar, maka dpat terjadi pada susunan saraf pusat seperti pada
pasien yang menggunakan antimikroba jangka panjang, penggunaan terapi
immunosupresif,adanya penyakit-penyakit sistemik seperti penyakit hodkin,
leukemia, diabetes mellitus, aids atau penyakit lainnya yang dapat menggangu
sisten kekebalan tubuh manusia. Disamping itu penggunaan infusan jangka panjang
(deep venous line) dapat merupakan faktor tambahan penyebab infeksi jamur ini.
Kecuali dibeberapa daerah di Asia, manifestasi infeksi jamur pada susunan saraf
pusat jarang, demikian pula dengan nocardiosis.
Manifestasi
klinis infeksi candida pada meningen jarang, tetapi pada pemeriksaan postmortem
dapat ditemukan dapat ditemukan. Pada otopsi candidasis terjadi pada pasien
dengan gangguan imunitas dengan bentuk mikroabses dan granuloma nonkaseosa,
tanpa terjadinya leptomeningitis yang difus. Sebaliknya kebanyakan mikosis
dengan manifestasi penyakit neurologis merupakan akibat sekunder dari infeksi
sistemik. Untuk keadaan ini infeksi terbanyak adalah meningitis criptococcal.
Pada mucormycosis, infeksi primer bisanya berasal dari sinus paranasalis dan
mata, meyebar ke otak atau nervus kranialis pada pasien dengan gangguan
imunitas. Menifestasi infeksi susunan saraf pusat berupa: meningitis jamur
dengan periode berapa hari sampai minggu seperti meningitis tuborkulosa
demikian pula dengan gejala klinisnya. Disamping itu dapat terjadi gangguan
dari beberapa saraf kranial, arteritis dengan trombosis dan Infark serebri,
multiple abses dikortikal dan subkortikal dan hidrosepalus komunikans dan
komunikans. Bisanya pasien tidak demam. Diagnosis infeksi jamur pada susunan
saraf pusat seringkali sukar dan sangat tergantung dari kesiagaan klinisi.
Selain gejala klinis, sangat penting dilakukan pemeriksaan radiologis paru-paru
dan organ lainnya, skin test,antibody serum dan pemeriksaan cairan
serebrospinal. Isolasi kuman dari lesi dan cairan serebrospinal merupakan
pembantu diagnostik yang penting. Pada meningitis, perlu dilakukan pemeriksaan
CT scan dan MRI.
Perubahan
cairan serebrospinal pada meningitis jamur seperti pada meningitis tuborkulosa.
Tekanan meningikat bervariasi, pleiositosis moderat, biasanya kurang adri 1000
sel/mm3, dengan predominan limfosit. Kecuali pada kasus yang akut, sel dapat
meningkat lebih dari 1000/mm3 dengan predominan polimorfonuklear. Glukosa
bisanya agak menurun (subnormal) dan protein meningkat kadang-kadang sampai
pada kadar yang sangat tinggi. Diagnosis spesifik dapat dibuat dari hapusan
cairan serebrospinal dan dari kultur dan juga dengan menemukan antigen spesifik
dengan immunodifusion latex particle aggregation atau perbandingan antigen
recognition test. Pemeriksaan cairan serebrospinal harus termasuk pemeriksaan
tubercle basilli danleukosit abnormal oleh karena banyak terjadi infeksi
bersama jamur dengan tuberkulosa dan leukemia atau limfoma.
2.4
BEBERAPA JENIS JAMUR PENYEBAB INFEKSI
SUSUNAN SARAF PUSAT
2.4.1
Cryptococcus neofarmans
Cryptococcus
neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada dimana-mana
di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit jamur sistemik yang disebut
cryptococcosis, dahulu dikenal dengan nama Torula histolitica. Jamur ini paling
dikenal sebagai penyebab utama meningitis jamur dan merupakan penyebab
terbanyak morbiditas dan mortalitas pasien dengan gangguan imunitas.
Cryptococcus neofarmans dapat ditemukan pada kotoran burung (terutama merpati),
tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized human).Gejalanya seperti
meningitis klasik yang melibatkan meningitis secara difus.Dengan adanya AIDS,
insiden cryptococcal meningitis meningkat drastis. Di Amerika, meningitis ini
termasuk lima besar penyebab infeksi oportunistik pada pasien AIDS.
a. Mikologi
Cryptococcus neofarmans merupakan yeast like fungus.
Pada jaringan yang terinfeksi organisme ini membentuk kapsul polisakarida yang merupakan
antigenpenting yang dapat mempengaruhi tubuh host. Kapsul ini terdiri dari
empat serotipe antigen yang telah dapat diisolasi yairu A,B,C dan D.
Berdasarkan antigen kapsul ini Cryptococcus neofarmans dibagi menjadi dua
subgroup, V.neofarmans var neofarmans (serotipe A dan D) dan C.neofarmans var
gatti (serotipe B dan C). Serotipe A merupakan serotipe yang paling sering
diisolasi dan yang terutama di Amerika. Serotipe D biasanya ditemukan di Eropa,
B dan C ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Pada pasien AIDS serotipe
yang paling sering ditemukan aialah serotipe B dan C. Serotipe B dan C dapat
pula menginfeksi manusia (nonimmunosupressant host) dan lebih banyak menginvasi
parenkim otak menyebabkan lesi massa yang disebut toruloma.
Isolasi jamur dapat dilakukan dengan membuat sediaan
cairan serebrospinal yang dicampur dengan tinta India kemudian diperiksa pada mikroskop.
Ukuran diameter yeast 4-6 μm dengan kapsul berukuran 1-30 m. Jika pemeriksaan
ini dilakukan dengan hati-hati maka dapat positif pada lebih kurang setengah
kasus meningitis cryptococcal, dan lebih tinggi pada penderita AIDS.
Perhitungan kwantitatif pasien meningitis daro 103- 107 count forming unit
(CFU) perdarahan milimeter cairan serebrospinal.
b.
Patogenesis dan Patofisiologi
Infeksi pertama terbanyak terjadi akibat
inhalasi yeast dari lingkungan sekitar. Pada saat dalam tubuh host Cryptococcus
membentuk kapsul polisakarida yang besar yang resisten terhadap fagositosis.
Produksi kapsul distimulasi oleh konsentrasi fisiologis karbondioksida
dalamparu. Keadaan ini meyebabkan jamur ini beradaptasi sangat baik dalam host
mamalia. Reaksi inflamasi ini menghasilkan reaksi kompleks primer paru kelenjar
limfe (primary lung lymp node complex) yang biasanya membatasi penyebaran
organisme.Kebanyakan infeksi paru ini tanpa gejala, tetapi secara klinis dapat
terjadi seperti gejala pneumonia pada infeksi pertama dengan gejala yang bervariasi
beratnya.
Keadaan ini biasanya membaik perlahan
dalam beberapa minggu atau bulan dengan atau tanpa pengobatan. Pada pasien
lainnya dapat terbentuk lesi pulmonar fokal atau nodular. Cryptococcus dapat
dorman dalam paru atau limfenodus sampai pertahanan host melemah. Cryptococcus
neofarmans dapat menyebar dari paru dan limfenodus torakal ke aliran darah
terutama pada host yang sistem kekebalannya terganggu. Keadaan ini dapat
terjadi selama infeksi primer atau selama masa reaktivasi bertahun-tahun kemudian.
Jika terjadi infeksi jauh, maka tempat yang paling sering terkena adalah
susunan saraf pusat. Keadaan dimana predileksi infeksi ini terutama pada ruang
subarakhnoid, belum dapat diterangkan.
Ada beberapa faktor yang berperanan
dalam patogenesis infeksi Cryptococcus neofarmans pada susunan saraf pusat.
Jamur ini mempunyai beberapa fenotif karakteristik yang diaktakan berhubungan
dengan invasi pada susunan saraf pusat seperti, produksi phenoloxidase, adanya
kapsul polisakarida,dan kemampuan untuk berkembang dengan cepat pada suhu tubuh
host.Informasi terakhir mengatakan bahwa melanin bertindak sebagai antioksidan
yang melindungi organisme ini dari mekanisme pertahanan tubuh host. Faktor
karakteristik lainnya yaitu kemampuan kapsul untuk melindungi jamur dari
pertahanan tubuh terutama fagositosis dankemampuan jamur untuk hidup dan
berkembang pada suhu tubuh manusia.
c.
Patologi
Ada tiga pola dasar infeksi jamur pada
susunan saraf pusat yaitu, meningitis kronis,vaskulitis daninvasi
parenkimal.pada infeksi Cryptococcal jaringan otak menunjukkan adanya
meningitis kronis pada leptomeningen bsal yang dapat menebal dan mengeras oleh
reaksi jaringan penyokong dandpt mengobstruksi aliran likuor dari foramen
Luschka dan Magendi sehingga terjadi hidrosefalus. Pada jaringan otak terdapat
substansi gelatinosa pada ruang subarakhnoid dan kista kecil didalam parenkim y
terletak terutama pada ganglia basilis pada distribusi arteri lentikulostriata.
Lesi parenkimal terdiri dari agregasi atau gliosis. Infiltrat meningen terdiri
dari sel-sel ingflamasi dan fibroblast yang bercampur dengan Cryptococcus.
Bentuk granuloma tidak sering ditemukan pada beberapa kasus terlihat reaksi
inflamasi kronis danreaksi granulomatosa sama dengan yang terlihat pada
M.tuberculosa dengan segala bentuk komplikasinya.
Menurut Prockop,perubahan susunan saraf
pusat termasuk infiltrasi meningen oleh sel mononuklear dan organisma.
Organisma ini dapat tersebar pada parenkim otak dengan reaksi inflamasi yang
minimal atau tanpa reaksi inflamasi. Kadang-kadang terdapat abses pada jaringan
otak dan granuloma pada meningen otak dan medula spinalis. Gejala klinis
infeksi jamur pada susunan saraf pusat tidak spesifik seperti akibat infeksi
bakteri. Pasien paling sering mengalami gejala sindroma meningitis atau sebagai
meningitis yang tidak ada perbaikan atau semakin progresif selama observasi
(paling kurang empat minggu). Manifestasi klinis lainnya berupa kombinasi
beberapa gejala seperti demam, nyeri kepala, letargi, confise, mual, muntah,
kaku kuduk atau defisit neurologik. Sering kali hanya satu atau dua gejala
utama yang dapat ditemukan pada gejala awal. Misalnya pasien datang ke klinis
hanya dengan keluhan demensia subakut tanpa gejala lainnya. Waktu terjadinya
penyakit sangat vital dan penting dalam mempertimbangkan diagnosis meningitis
jamur. Beberapa kasus sebagai meningitis akut,kebanyakan subakut dan beberapa
kronis.
Gambaran klinis selain meningitis yang
sering ditemukan yaitu gambaran ensefalitis. Sering kali pasien didagnosa
sebagai meningitis TBC sampai akhirnya ditemukan diagnosa yang benar dengan
ditemukannya jamur dalamcr serebrospinal. Diagnosa meningitis jamur dapat
ditegakkan dengan kultur dalam medium sabouraud. Granuloma besar pada serebrum,
serebrum atau batang otak memberikan gejala seperti space occupaying lesion
lainnya. Diagnosa granuloma dapat ditegakkan dari pemeriksaan CT scan dan MRI.
d.
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala
klinis dan pemeriksaan tambahan seperti, laboratorium cairan serebrospinal.
Gambaran cairan serebrospinal infeksi Cryptococcus sama dengan meningitis
tuberkulosa. Tekanan biasanya meningkat terdapat peningkatan jumlah sel dari
10-500 sel/mm3. protein meningkat dan glukosa menurun biasanya sekitar 15- 35
mg. Diagnosa dapat dibuat dengan menemukan organisme ini dalam cairan
serebrospinal dengan pewarnaan tinta India, kultur dalam media sabouraud dan
berasarkan hasil inokulasi pada hewan percobaan. Jamur ini juga dapat dikultur
dari urine, darah, fases, sputum dan sum-sum tulang. Pemeriksaan antigen Cryptococcus
pada serum dan cairan serebrospinal dapat menegakkan diagnosa, dapat dikultur
dari urine, darah, feses, sputum dan sum-sum tulang.
e.
Terapi
Terapi dengan amphotericin B
memperlihatkan hasil yang baik. Amphotericin B diberikan tiap hari intravena
dengan dosis 0,5 mg/kg,diberikan enam sampai sepuluh minggu, tergantung dari
perbaikan klinis danekmbalinya cairan serebrospinal kearah normal. Peneliti
lain memberikan amphotericin B dengan 5-flurocytosine 150 mg/kg perhari (dalam
4 dosis). Kombinasi ini memberikan hasil yang lebih baik.
f.
Prognosa
Pada pasien yang tidak diobati, biasanya
fatal dalam beberapa bulan tetapi kadang-kadang menetap sampai beberapa tahun
dengan rekuren,remisi dan eksaserbasi. Kadang-kadang jamur pada cairan
serebrospinal ditemukan selama tiga tahun atau lebih. Telah dipalorkan beberapa
kasus yang sembuh spontan.
2.4.2
Mucormycosis
Serebral
mucormycosis (phycomycosis) adalah penyakit akut, jarang dapat disembuhkan yang
disebabkan oleh jamur klas phycomycetae khususnya genera rhizopus. Jamur ini
terdapat diseluruh dunia pada tumbuhan busuk, pupuk dan makanan yang mengandung
banyak gula. Infeksi pada manusia hampir selalu terjadi pada pasien yang
mempunyai penyakit utama termasuk diabetes melitus yang tidak terkontrol, keganasan
darah, lymfoma, keadaan imunosupresif, penggunaan antibiotik jangka panjang dan
penggunaan sitostatik. Jamur ini masuk ke dalam tubuh manusia yang rentan
melalui hidung menyebabkan sinusitas dan sellulitis orbitalis, kemudian
penetrasi ke arteri dan terjadi trombosis arteri oftalmika danar karotis
interna dan selanjutnya menyerang vena dan saluran linfe.
Dapat
terjadi penyakit yang desiminata pada mata, serebral,paru danintestinal. Gejala
klinis biasanya dimulai dengan tanda-tanda infeksi sinus paranasalis seperti
hidung tersumbat, sekret dari hdung kadang-kadang berdarah, nyeri pada daerah
sinus dan demam. Jika tidak diobati, penyakit ini akan menyebar keotak melalui
lamina kribriformis atau setelah terlibatnya tulang tengkorak. Kemudian terjadi
gejala-gejala lobus frontalis dan meningen basalis bersama dengan penurunan
kesadaran drowsyness nyeri kepala, perubahan status mental. Gejala neurologis
yang sering terjadi yaitu proptis,kelumpuhan mata dan hemiplegi yang mana
keadaan ini berhubungan dengan terlibatnya arteri arteri orbitalis dan karotis
danjaringan disekitarnya.
Organisme
ini dapat menginvasi meningen atau dapat menembus otak sehingga menimbulkan
ensefalitis jamur dan dapat menyebabkan Infark dan perdarahan otak. Beberapa
hifa terdapat didalam trombus dandinding pembuluh darah dan sering sekali masuk
ke dalam perinkim sekitarnya. Biasanya penyakit ini cepat berakibat fatal dalam
beberapa hari atau minggu. Diagnosa penyakit in ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan sputum, cairan serebrospinal atau eksudat jaringan sinus
paranasalis. Kultur rhizopus dapat membantu tapi bukan merupakan diagnostik
oleh karena kebanyakan merupakan kontaminan. Terapi terdiri dari pemberian
Amphotericin B dan kontrol faktor predisposisi seperti diabetes melitus. Juga
diperlukan drainase lokal dan operasi jaringan nekrotik secepatnya untuk
mencegah penyebaran penyakit.
2.4.3
Candidiasis (moniliasis)
Spesies
candida merupakan suatu flora mikrobial yang normal terdpat dalam tubuh
manusia. Candidiasis kemungkinan merupakan infeksi jamur oportunistik
terbanyak. Infasi ke susunan saraf pusat sebenarnya sangat jarang kecuali
terjadi kerusakan sistem kekebalan tubuh host. Banyak factor yang menunjang
terjadinya infeksi candida seperti terapi antibiotik spectrum luas, luka bakar
berat, nutrisi parental total, prematuritas, keganasan pemasangan kateter,
terapi kortikosteroid, neutropenia, operasi abdomen, diabetes mellitus, dan
penggunaan obat parenteral yang tidak semestinya (parentral drug abuse)
Bentuk
patologi infeksi susunan saraf pusat oleh candida berupa penyebaran mikro abses
intraparenkimal, granuloma nonkaseosa, abses besar, meningitis dari
ependimitis. Pada kebanyakan kasus diagnosis belum dapat ditegakkan pada saat
pasien masih hidup, kemungkinan oleh karena sukarnya menemukan organisme pada
cairan serebrospina .
2.4.4 Aspergilosis
Aspergilosis fumigatus dan A.flavus dapat
menyebabkaninf susunan saraf pusat manusia. Hal ini terjadi melalui penyebaran
langsung dari sinus paranasalis atau setelah traumakapitis, operasi lumbal
fungsi, atau melalui penyebaran hematogen pada orang dengan gangguan imunitas
terutama yang mengalami neutropenia dalam jangka waktu yang lama. Penulis lain menyatakan
bahwa infeksi jamur ini terutama jika terjadi sinusitis kronis (khususnya spenodialis)
dengan osteomielitis basis tengkorak atau akibat komplikasi otitis dan
masstoiditis.
Manifestasi klinis penyakit ini berupa gangguan
nevrus kranialis pada sekitar
daerah
infeksi, abses serebri, granuloma kranial dan spinal pada duramater. Keadaan
ini tidak bermanifestasi sebagai meningitis. Pada beberapa kasus penyakit ini
didapat di rumah sakit ditandai dengan adanya gejala infeksi paru yang tidak
mempan terhadap antibiotik. Diagnosis biasanya ditegakkan dengan melakukan
biopsi atau dengan kultur.
Terapi anti jamur seperti ampotericin B dan
kombinasi dengan limaflurocytosine dan imidazole masih dipertanyakan
keberhasilannya. Jika obat-obatan ini diberikan setelah operasi pengeluaran
materi yang terinfeksi, beberapa pasien dapat disembuhkan.
2.4.5
Coccodiodomycosis
Penyakit infeksi jamur ini banyak didaerah Barat
Daya Amerika. Biasanya hanya menyebabkan gejala influensa dengan infiltrat pada
paru sebagai pneumonia non bakterial. Keadaan ini dapat berlangsung progresif
menjadi diseminata termasuk infeksi pada meningen. Reaksi patologi dan gambaran
kliniknya pada meningen dan cairan serebrospinal sangat mirip dengan meningitis
tuberkulosa.
Terapi terdiri dari pemberian ampotericin B
intravena. Ada juga yang menganjurkan pemberian ampotericin B intratekal.
Pemberian melalui lumbal fungsi yaitu dengan campuran ampotericin B dalam
glukosa 10%, pasien dalam posisi kepala agak kebawah (head dowm position)
ampotericin B diberikan 3 kali seminggu selama 3 bulan, atau sampai sel pada
cairan serebrospinal kurang dari 10 mm3 dan complement fixing menghilang dari cairan
likuor.
2.4.6
Histoplasmosis
Histoplasma capsulatun terdapat pada daerah ohio
dandaerah lembah Missisipi tengah Amerika. Infeksi terjadi setelah inhalasi
spora. Kebanyakan pasien hanya memperlihatkan gejala yang minimal atau tanpa
gejala selama infeksi primer pada paru paru. Perkembangan penyakit yang
progresif (desimilata) terjadi pada penderita gangguan pertahanan tubuh (cell mediated
immune defence) setengah dari penderita dengan gejala diseminata merupakan
pasien dengan terapi imunosupresif, Lymphoma, lymphocytic leukimia, gangguan
limfa atau AIDS. Jika terjadi keaadaan disseminata ,
lokasi
yang terutama adalah susunan saraf pusat.
Terapi yang dianjurkan adalah pemberian ampotericin
B intravena 50 mg/hari pada orang dewasa dan 1 mg/kgBB/hari pada anak-anak
dengan berat badan kurang dari 50 kg, selama 6-12 minggu, dengan dosis total
sekitar 35mg/kgBB. Terapi pemeliharaan (maintenance) diberikan 50-80 mg setiap
1 atau 2 minggu, untuk mencegah relaps pada penderita AIDS.
Sands Casino | SanDiego, CA
BalasHapusLocated on the northern edge of the San Diego County 샌즈 카지노 가입 Water Sands Casino offers the most modern and exciting gaming experience on the San Diego Bay area.